Mohon tunggu...
Mayank Sari Kusuma Ningsih
Mayank Sari Kusuma Ningsih Mohon Tunggu... -

hanya seorang Mahasiswi UNSRI Jurusan Ekonomi Pembangunan yang mencoba menkritisi pemerintahan Indonesia, sakaligus membangun :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tamparan Pak Polisi Tadi Pagi

14 Desember 2010   21:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:44 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

lalu si sopir berbicara dengan kami yang daritadi menyaksikan perseteruan itu " Dek,kamu naek angkot laen bae ye (dengan wajah memelas, jika orang berhati nurani melihatnya pasti akan miris n kasihan, tapi tidak untuk polisi yang tidak berperasaan tersebut).

dari peristiwa tersebut saya dapat menyimpulkan :

1. Pada saat orang kecil yang teraniaya, seringkali orang berseragam tersebut memanfaatkan keadaan dengan menyalahkan orang kecil tersebut yang mereka bungkam hak suaranya. karna menurut saya, yang menabrak angkot kami itu adalah mobil polisi itu sendiri, tapi fakta malah dibalikkan (sepertinya pak Polisi mencari aman dari kemarahan atasan, takut dibilang tidak dapat mengendari mobil dengan baik, maka dengan alibi menyalahkan kalau si sopir angkotlah yang salah).

2. Ketika fitnah pertama dilontarkan , si pak Polisi itu mencari kesalahan baru dengan menanyakan "mana surat-surat", sepertinya dia senang kalau si sopir tersebut bertambah masalahnya.

3. TAMPARAN ! saya pikir, sepertinya saat dididik di Betung kemarin, dia berlatih cara menampar yang keras dan baik terhadap orang lain (amit-amit,jgn sampe jadi istri orang kasar spt itu, amin ya Rabb). sangat tidak etis menyelesaikan masalah dengan melakukan hal sekasar itu di depan umum, seperti preman saja tingkah si polisi muda itu.

jalan keluar :

marilah kita bersama-sama menyeimbangankan smua ketimpangan ketidakadilan yang terjadi sehari-hari ini.

pastikan semua sopir angkot memiliki SIM, bukan dengan bayar lewat belakang, tapi dengan jujur. beri sanksi yang tegas bila mereka masih berani menjalankan kendaraan umum tanpa SIM, jangan dengan "amplop 50ribu", smua kesalahan jadi clear ! dan jika masih terjadi kesalahan dalam berkendara, sedangkan si sopir sudah memiliki SIM, seharusnya si Polisi juga intropeksi, "jangan-jangan ini SIM yang Nembak kmren".

dan kepada bapak-bapak Polisi sekalian, Lembaga kalian adalah lembaga resmi, bukan LPI (Lembaga Preman Indonesia), yang bisa dengan kasar dan semena-mena terhadap seseorang yang salah, bukankah saat SD kls IV kita telah belajar PPKN agar tidak main hakim sendiri ? biar saja hukum yang bertindak di sini, bukan tangan atau kakimu !

trimakasih, maaf jika banyak pihak yang tidak berkenan dengan notes saya ini, saya hanya mencoba memahami hitam dan putih secara baik dan jujur.

saya tidak membenci polisi, saya bahkan sangat berterimakasih kepada sgelintir polisi-polisi jujur yang masih mencoba bertahan hidup dengan prinsipnya itu, biarlah Allah yang melihat keikhlasan kalian dalam bekerja, bukan mengikuti atmosfer kejahanaman para Buaya (Cicak-Buaya-red) tsb.

smoga keringat jujur kalian menjadi sesuatu yang halal untuk menafkahi keluarga, anak dan istri kalian. ^^,

Wassalamualaikum

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun