Ingatlah MATI, barang sejenak!
Ingatlah mati kawan, saat dimana semua apa yang melekat di badanmu, di dirimu dan di semua namamu tak berguna.. saat apapun yang kita banggakan, entah kelompok, entah cara berfikir, entah partai entah apapun,.. tak akan berguna!
Saat mati, nanti tak berguna lagi embel embel :
1.Komentator terbaik kompasiana….., kwkwkwkw nggak ngefek!
2.Kompasianer paling terkenal dengan jumlah follower puluhan ribu, dan sekali menulis pendukungnya trilyunan, kwkwkwk… nggak berguna lagi kisanak.
3.Tokoh dengan jumlah pengikutfanatic terbanyak dan nanti disholatkan puluhan ribu orang saat kematiannnya, …waduh ini nggak ngefek dan nggak membuat malaikat penjaga kubur gentar.
4.Tokoh dengan tulisan paling berbobot dan paling disegani di seantero dunia, atau semua yang ter ter itu… nggak berguna kisanak!
Saat nanti kita mati, yang berfungsi dan dapat member kontribusi cumin 3 hal, yaitu anak anak kita yang sholeh, yang masih mau mengirimkan doa buat kita, amal jariyah yang pernah kita buat, dan ilmu kita yang pernah kita tularkan dan terus berguna sampai nanti….
Semoga dengan mengingat mati, kita sejenak melepaskan ego kita, baju kita dan semua yang kita banggakan! Betapa banyak contoh bahwa kematian itu tak mengenal kaya dan miskin, tua dan muda, terkenal ataupun tak pernah dikenal sekalipun. MATI adalah PASTI!
Sudah berapa banyak saudara kita dan teman kita yang dipanggil olehNYA dalam keadaan yang sehat wal afiat? Berapa banyak orang orang yang sekarat di ruang ICU ternyata bukan mendapat giliran MATI??
Apa yang anda andalkan saat nanti KEMATIAN menjemput, teman?
*inspirasi garagara ditanya teman, ketika bertanya bahwa beruntung sekali tokoh dengan banyak jamaah, sehingga pahalanya paling banyak, karena banyak yang mendoakan. Dan betapa sengsaranya orang miskin tanpa pengikut yang banyak, MATi tak pernah ada yang mensholati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H