PLTS atau pembangkit listrik tenaga surya merupakan realisasi dari mimpi manusia untuk mendapatkan energi tanpa batas.
Perkembangan PLTS di indonesia sangat pesat dengan dukungan regulasi yang sedikit banyak, dapat membantu perkembangan tehnologinya.
Untuk penggunaan skala rumah tangga, PLTS memiliki pilihan beragam. Mulai dari fungsi penerangan sederhana satu lampu sampai dengan mensuplai penuh energi listrik seluruh rumah (off Grid). Dari yang sekedar untuk penerangan lampu DC sampai dengan memberikan daya pada mesin listrik, kipas angin, pompa air, peralatan elektronik lainnya di rumah.
Sebegitu beragamnya PLTS sehingga Setiap orang bisa memiliki pemahaman yang berbeda dan beragam tentangnya. Ada yang memahaminya sebegitu dalam sehingga sangat nyaman dengan rangkaian lengkap rumit dan masive guna membackup listrik rumahnya, dan ada yang cukup puas dengan satu rangkaian sederhana yang hanya menjalankan (misal) kipas angin saja. Atau mencharger laptop, bahkan hanya untuk charge HP.
Dari semua penggiat manfaat tenaga surya, jantung utama alat PLTS adalah panel surya atau panel photovoltaic disingkat PV. Panel PV memiliki jenis beragam, dengan daya yang variatif dan juga kualitas yang berbeda-beda.
Dalam proses kerjanya Panel PV merubah pancaran cahaya matahari menjadi sinyal listrik yang kemudian dialirkan melewati jalur kabel ke panel Solar Charger Controller disingkat SCC.
Umumnya SCC mengatur arus listrik agar sesuai dengan tegangan listrik yang dibutuhkan dan dapat ditampung Battery untuk kemudian dimanfaatkan arus dan dayanya. Arus dan daya di battery ini kemudian di konversi oleh satu alat yang dinamakan Inverter sehingga Arus dari battery menjadi arus listrik AC tegangan 220 volt yang mirip dengan tegangan listrik PLN.
Inverter diperlukan karena battery PLTS arusnya bertipe arus DC dengan tegangan rendah antara 12 sampai dengan 48 volt (tergantung sistem penampungan tegangan yang digunakan).
Secara singkat rangkaian PLTS dapat dilihat dalam diagram :