Mohon tunggu...
Nuri_Nurzikri
Nuri_Nurzikri Mohon Tunggu... Jurnalis - travelers, Motorist, Citizen Journalist

Aku sudah banyak merasakan kepahitan dalam hidupku. dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia-Ali bin abuThalib.ra

Selanjutnya

Tutup

Money

Pelaku Usaha Mikro Mandiri, Pahlawan Ekonomi yang Menolak Matisuri di Kala Pandemi Covid-19

7 Februari 2021   09:15 Diperbarui: 7 Februari 2021   09:33 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

whatsapp-image-2021-02-05-at-15-38-11-2-601f4aaf8ede4852ed68d7a2.jpeg
whatsapp-image-2021-02-05-at-15-38-11-2-601f4aaf8ede4852ed68d7a2.jpeg
Perputaran uang dikalangan para pebisnis kecil ini tidak dapat dipandang sepele. Akumulasi keseluruhan kegiatan ini dalam Cakupan daerah bukan main besarnya. Dapat melumasi perekonomian yang seret, terdampak krisis Baik itu pandemi maupun hal lain.  Bagaimana pengambil kebijakan dapat mengolah potensi itu? Perda Kota Tangerang saja tidak dapat mengatur atau mengelola kaum yang dianggap marjinal tersebut. Seperti kita ketahui juga Perda nomer 1 tahun 2015 hanya mengatur penataan pedagang kaki lima (PKL) saja yang sudah menetap. 

Para pelaku usaha mikro mandiri ini bergerak bebas tanpa batas, dari pagi hingga tengah malam. Perlu dibuatkan kebijakan turunan yang dinamis yang dapat mengatur dan membina mereka sehingga potensi-potensi yang ada dapat dipetik secara maksimal. Ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan. 

Misalnya dibawah lembaga yang menaungi baik itu deperindagkop, departemen sosial atau satuan Polisi Pamong Praja dapat  menurunkan unit kerjasamanya untuk melakukan pembinaan-pembinaan ke lingkungan-lingkungan kecil pemukiman. Mereka bisa membentuk unit-unit kelompok yang memiliki pembina untuk melakukan pembinaan-pembinaan dan pemberdayaan kaum usaha mikro ini. Unit kerja dapat berkolaborasi dalam kerja sama ekonomi terlebih dalam moment pencanangan "kampung Tangguh Jaya" misalnya, unit kelompok bisa melebur menjadi penopang "Tangguh Ekonomi" diwilayah binaannya. Pembina bisa mengatur kelompoknya untuk memberikan pembekalan aturan, Protokol Kesehatan, pengaturan kerja dan juga peta wilayah kerja di lokasi mana saja mereka dapat mangkal menjajakan dagangannya. Ini tentu dapat membantu pemerintah Kota menertibkan area wilayahnya.

Di wilayah Kota Tangerang, banyak spot dan Taman-taman di kota menarik yg bisa disulap untuk wisata olah-raga, wisata hijau, wisata air (sepanjang sungai Cisadane) untuk sekedar masyarakat meluapkan kejenuhan mencari oksigen segar di masa Pandemi ini. Masyarakat pemukiman yang mematuhi Pembatasan Kegiatan bisa memanfaatkan spot ini untuk berolah-raga, atau sekedar berjemur mengusir Covid-19 dari Tubuhnya. 

Nah dengan kehadiran tukang makanan keliling, pelaku Usaha Mikro yang terbina sebagai pemenuhan kuliner sederhana bisa menciptakan kolaborasi, menggerakan ekonomi mikro, mengatur Ketertiban, dan mengelola Psikis Kesehatan masyarakat. Semoga dengan upaya kesungguhan dalam memperhatikan pelaku usaha mikro mandiri, membina mereka dan mempasilitasi usahanya dapat meningkatkan laju gerak ekonomi kecil, membantu membangun daerah menjadi tangguh, sehat dan jaya dalam semangat kerjasama.

#Semangat_sehat_Membangun_Kota_Tangerang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun