Mohon tunggu...
Kilau Indonesia
Kilau Indonesia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kilau Indonesia merupakan sebuah lembaga yang bergerak dibidang kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kilau Indonesia merupakan lembaga yang bergerak di bidang kemanusiaan dan memiliki program-program seperti Berbagi Makan, Berbagi Pendidikan, Berbagi Kesejahteraan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Bola

Akhir Drama Grup E dan F, Belgia dan Jerman Pulang dengan Tangan Hampa

2 Desember 2022   15:30 Diperbarui: 2 Desember 2022   15:29 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto timnas Belgia pasca tersingkir dari Piala Dunia 2022

Isi surat tersebut berisi penjelasan mengenai alasan mereka ingin mengenakan atribut ban kapten pelangi untuk mendukung hak-hak dari "LGBT." Namun ternyata, FIFA gagal mewujudkan aspirasi tersebut karena tidak berhasil membujuk pihak berwenang Qatar. Pihak Qatar menolak dengan tegas bentuk kampanye LGBT yang terlarang di negaranya dan pihak Qatar justru ingin agar setiap pemain yang memaksa menggunakan ban kapten OneLove agar dikenai sanksi yang keras.

Nah maka dari itu akibat penolakan tersebut, sebelum laga antara Jerman menghadapi Jepang berlangsung, para pemain tim panser Jerman melakukan aksi "tutup mulut" sebagai bentuk protesnya. Namun, apakah kekalahan Jerman dan Belgia tadi malam ada hubungannya dengan karma?

Kalau menurut mimin itu ada sangkut pautnya dengan karma, kenapa? Karena di dalam agama Islam sendiri sudah disebutkan bahwa barangsiapa yang melakukan penyimpangan dan lain sebagainya, maka Allah SWT akan sangat murka. Jadi, tindakan yang dilakukan oleh Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 ini, menurut mimin sudah sangat tepat sekali aksinya.

Terus pertanyaan yang kedua, apakah ini ada kesalahan teknis dari pelatih timnya masing-masing? Kalau menurut mimin iya, kenapa? Karena kalau mimin lihat dari komposisi pemain yang di bawa oleh Jerman dan juga Belgia ada yang salah. Salahnya dimananya? Salahnya adalah kedua tim tersebut masih mengandalkan pemain-pemain yang masanya sudah "habis" dan regenerasi yang dilakukan oleh kedua tim tersebut, terutama Belgia sangat telat sekali.

Coba kalian lihat saja dari komposisi pemain di lini pertahanan tim Belgia, nama seperti Jan Vertonghen dan Tobby Alderwerld masih di pertahankan atau dimainkan. Selain itu, dari segi taktik juga kalau menurut mimin sudah terlalu "usang" dalam sepakbola modern. Kenapa usang? Karena formasi yang diterapkan oleh Roberto Martinez yaitu dengan skema 3-4-3 atau 3-5-2 menurut mimin udah sangat usang banget.

Nah maka dari itu, seharusnya pelatih kepala Roberto Martinez harus berani melakukan perombakan besar-besaran baik itu komposisi pemain maupun strategi yang diterapkan. Tapi sayangnya, dari informasi yang mimin ketahui dari berbagai macam media masa, pelatih kepala Belgia Roberto Martinez telah mengundurkan diri.

Bagaimana dengan kubu Jerman? Kalau mimin lihat dari kubu Jerman sebenarnya tidak terlalu fatal permasalahannya dalam hal regenerasi ya. Soalnya yang mimin ketahui, banyak beberapa pemain muda yang menghiasi skuad tim panser Jerman pada Piala dunia 2022 ini. Namun yang menjadi catatan adalah bagaimana respon dari sang pelatih Hansi Flick dalam melakukan pergantian pemain ataupun plan B, ketika taktik yang ia terapkan dilapangan mengalami kebuntuan.

Mungkin itu saja yang dapat mimin sampaikan kepada sahabat semuanya, semoga bisa menjadi manfaat ya sahabat. Terima kasih!!

Foto timnas Belgia pasca tersingkir dari Piala Dunia 2022
Foto timnas Belgia pasca tersingkir dari Piala Dunia 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun