Mohon tunggu...
Kilas Ardina
Kilas Ardina Mohon Tunggu... -

AKPJ 19

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pancasilaku

15 Oktober 2012   09:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:49 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak SD saya sudah mengumandangkan Pancasila tepat di saat upacara hari Senin. Namanya masih SD, jadi tidak terlalu mementingkan apa maksud dan makna dari Pancasila itu sendiri. Bahkan lebih tepatnya tidak peduli. Yang penting, teriaknya bisa paling kencang dibanding teman yang barisnya di samping saya.
Ketika SMP pun, kebiasaan itu masih saya lakukan. Main kencang-kencangan suara dalam menyebutkan Pancasila. Meskipun sedikit demi sedikit saya mulai memahami apa sih Pancasila itu? Memahami sampai seluk beluknya memang belum. Tapi saya tahu, apabila Pancasila benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita, pasti bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang maju.
Contohnya pada sila keempat. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Makna dari sila ini adalah mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat, mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepetingan bersama, dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan keputusan musyawarah, musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur, keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan YME, menjunjung tinggi harkat martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
Namun menurut pemberitaan di stasiun televisi, yang terjadi adalah tidak sedikit dari anggota DPR yang tidak menerapkan sila tersebut. Beberapa dari mereka sering tidak hadir rapat untuk membicarakan kepentingan rakyat. Padahal tugas utama mereka sebagai dewan yang mewakili rakyat adalah membela, memberikan dan memperjuangkan keinginan rakyat untuk kehidupan yang sejahtera. Kalau rapat saja sering absen, apa yang ingin mereka perjuangkan?
Bahkan sempat tersiar kabar bahwa mereka menginginkan fasilitas yang lebih dari level memadai untuk tempat kerja mereka, seperti disediakannya tempat pijat refleksi, tempat spa, dan lain sebagainya. Yang menjadi pertanyaan saya, gedung DPR itu tempat kerja apa tempat nyalon? Mungkin yang ada, ketika rapat sedang berlangsung, mereka masih berleha-leha menggunakan fasilitas yang menurut saya sangat tidak perlu ada di tempat seperti itu. Terlihat jelas bahwa tujuan mereka mendapatkan jabatan itu sudah menyimpang. Mereka tidak lagi memikirkan kepentingan kesejahteraan rakyat, melainkan mementingan kesejahteraan mereka sendiri.
Untuk bisa menjadi bangsa yang maju, negara ini tidak membutuhkan tenaga kerja seperti mereka yang sudah melenceng dari makna Pancasila. Seharusnya mereka bisa introspeksi diri dan segera membenahi apa yang seharusnya dibenahi. Harapan saya, mereka bisa cepat tersadar, bahwa banyak rakyat yang menderita atas perbuatan mereka yang hanya menikmati gaji tanpa ada yang mereka perbuat untuk bangsa ini.
Menurut saya, tidak ada salahnya jika setiap pagi mereka melakukan upacara seperti anak sekolah dan mengumandangkan keras dengan penuh perenungan makna dari Pancasila. Hal tersebut dilakukan supaya mereka tetap ingat dan bisa lebih dari sekedar paham dibanding anak SD, SMP ataupun SMA dan sederajatnya. Walau terlihat sepele, tapi jika dilakukan dengan benar dan tepat pada jalurnya, saya rasa ini bukan cara yang salah untuk bisa memahami, mengerti, dan dapat menerapkan dengan baik sila demi sila itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun