Mohon tunggu...
A. Faruqi Munif
A. Faruqi Munif Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

pemuja sunyi yang masih menikmati statusnya sebagai lelaki yang menempuh jalan lain, kegilaan lain dalam proses pencarian hakikat kesunyian dalam dirinya. mahasiswa salah jurusan di Ilmu Komunikasi Fak. Sosial & Humaniora UIN SUKA.\r\nseparuh dunianya terselip di pemujakesunyian.blgspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hobbit Sang Petualang Sejati

12 September 2013   16:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:59 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13789792601544337971

Judul Buku: The Hobbit Penulis: J.R.R Tolkien Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Cetakan: Cetakan kedelapan, Januari 2013 Penerjemah: A. Adiwiyoto Tebal Buku: 352 Halaman ISBN: 978-979-22-8633-5 Harga Buku: Rp. 30.000 Albert Einstein beranggapan, “imajinasi lebih penting daripada pengetahuan”. Adagium ini bukan isapan jempol belaka. Sebelum terciptanya penemuan penting dalam dunia sains, imajinasilah yang mengawali kontruksi pemikiran seorang ilmuan. Jauh sebelum adanya pesawat ruang angkasa apollo, Jules Verne ­­-novelis berkebangsaan Prancis- telah memproyeksikan penemuan baru dalam novelnya, Perjalanan ke Bulan. Begitu pula dengan Aldous Huxley, pada tahun 1932 ia menulis Brave New World, sebuah novel yang menceritakan tentang manusia yang tidak dilahirkan melainkan diproduksi. Dan nyatanya, berpuluh tahun setelahnya produksi manusia bisa dihasilkan melalui rekayasa genetika dalam tabung. Ini menandakan bahwa kekuatan imajinasi dapat menggiring manusia pada sesuatu yang tidak terduga bahkan khayali. Begitu pula dengan novel The Hobbit karya J.R.R Tolkien yang sarat dengan nuansa fiktif-imajinatif. Dalam dunia kepengarangan, tidak diragukan lagi kekuatan imajinasi seorang Tolkien yang telah menghasilkan kisah Trilogi The Lord of The Rings. Novel dengan sentuhan imajinasi tinggi ini sempat mencuri atensi publik internasional setelah dingkat ke layar lebar oleh sang sutradara Peter Jackson. Buku ini bisa dikatakan pendahulu atau prekuel dari trilogi The Lord of The Rings. Sejak diterbitkan pada tahun 1937, The Hobbit telah terjual jutaan copy dan menjadi salah satu buku berpengaruh dan dicintai di abad kedua puluh. Petualang Sejati Hobbit adalah makhluk berbulu lebat yang tingginya kurang lebih hanya setengah meter. Salah satunya sifatnya adalah tidak suka berpetualangan jauh. Seorang hobbit keluar dari sarangnya hanya ketika hendak mencari persediaan makanan. Suatu hari, betapa terkejutnya Bilbo Baggins –seorang hobbit- terpaksa ikut terlibat dalam petualangan berbahaya ke Gunung Sunyi. Ia yang semula hanya seorang hobbit yang suka hidup nyaman dan tidak ambisius, tiba-tiba didesak untuk menjadi avonturir setelah kedatangan Sang Penyihir Gandalf dan tiga belas Kurcaci ke rumahnya. Semula Gandalf menduga Bilbo sebagai hobbit yang pandai mencuri.Sang Penyihir itupun menghasut para Kurcaci untuk memaksa Bilbo ikut dalam ekspedisi mencari harta karun para leluhur Kurcaci yang dikuasai Smaug, seekor naga yang dulu menyerang dan menghancurkan tanah leluhur mereka. Walhasil, dimulailah petualangan pertama Bilbo ke Gunung Sunyi. Perjalanan Bilbo beserta rombongan bukan lantas mulus dan bebas dari rintangan. Sejak lepas dari bukitnya yang tenteram, Bilbo dan rombongannya dihadapkan pada banyak peristiwa berbahaya yang mengancam. Saat singgah di Rivendell -tempat Lord Elrond dan para peri bersemayam- ia hampir dibunuh oleh Troll. Selanjutnya, banyak hambatan yang ditemuinya; diserang makhluk jahat Goblin, ditipu peri hutan, dihadang serigala buas Warg hingga terperosok ke gua yang dihuni makhluk bernama Gollum. Saat terperosok di gua Gollum itulah, Bilbo secara tak sengaja menemukan cincin ajaib yang membuat si pemakai bisa menghilang dari pandangan makhluk apapun. cincin itulah yang membantu Bilbo mendapatkan kemenangan dalam perangnya melawan Smaug. Perjalanan dilanjutkan, Sang Penyihir Gandalf sudah tidak ikut serta lagi. Semula ia memang hanya bersedia mengantar sampai separuh perjalanan saja. Maka tinggallah Bilbo dan tiga belas Kurcaci dalam rombongan itu. Setelah melewati perkampungan manusia, sampailah Bilbo beserta rombongannya ke Gunung Sunyi, tempat Smaug menyimpan harta karun itu. Namun, sebelum perang meletus, berita tentang harta karun menyebar. Tak pelak, pertikaian besar terjadi dan melibatkan banyak makhluk. Tidak hanya Bilbo dan rombongannya yang memerangi Smaug, tapi Goblin, Troll, Peri Hutan, Warg dan manusiapun ikut berperang meramaikan perebutan harta karun itu. Akhinya, berkat cincin ajaib Bilbo tampil sebagai pemenang perang dan merebut kembali harta karun itu. Walaupun di sisi lain, kesedihan besar menggelayutinya, tersebab sebagian besar Para Kurcaci itu mati dalam pertempuran. Dalam novel ini, Tolkien menampilkan karakter kuat seorang hobbit. Bilbo Baggins didapuk sebagai tokoh yang tidak pantang menyerah, mempunyai solidaritas yang tinggi dan berani melakukan petualangan yang bahkan melampaui kekuatannya sebagai seorang hobbit. Setelah membaca buku yang dialih bahasakan oleh A. Adiwiyoto ini, sempurna kiranya jika pembaca melahap trilogy The Lord of The Rings sebagai kelanjutan misteri cincin ajaib tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun