Mohon tunggu...
A. Faruqi Munif
A. Faruqi Munif Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

pemuja sunyi yang masih menikmati statusnya sebagai lelaki yang menempuh jalan lain, kegilaan lain dalam proses pencarian hakikat kesunyian dalam dirinya. mahasiswa salah jurusan di Ilmu Komunikasi Fak. Sosial & Humaniora UIN SUKA.\r\nseparuh dunianya terselip di pemujakesunyian.blgspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ritus Kata

16 Agustus 2012   06:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:41 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sir…
Aku larung perahu diatas pasir
Lembut menyisir putih-kata di atas
Gumpalan mega

Sir…
Kujangkau tubuh-Nya dengan
Sebatang pena-selembar cinta

Metamorfosa di atas subuh yang basah
Mengusir takutku
Mendekat pada-Mu
Menyusun memoar rindu atas nama pecinta
Gelegak hasrat bara membara
Dalam sirkus di udara

Aku bacakan tilawah
Di ritus-ritus pemujaan
Tempat para malaikat mengaburkan
Seluruh dosa-dosa hamba

Interval sepenggal nada, di alunkan
Sampai mabuk aku atasmu
Menggapai gunung
Menyisir ngarai
Menjelajah kedalaman matamu

Nyala-nyala lilin kehidupan
Mengantarkan aku
Menuju negeri terjauh
Tempat khidir membasuh usia
Menawarkan perih yang kian menganga

Lalu,
Sampailah aku…
Sir…
Menuju hilir
Pada muara yang kehilangan rupa
Sketsa yang tak selesai
Di setiap getar langkah, bahkan
Lebih indah dari kematian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun