[caption id="" align="alignleft" width="198" caption="Source : photobucket"][/caption] Awalnya tertarik dengan film ini, karena sinopsisnya menceritakan tentang satu keluarga yang memutuskan untuk membeli kebun binatang "a zoo" , sehingga seharusnya aman untuk ditonton bersama dengan anak kecil kami. Ternyata, awal dari film ini dimulai dengan seorang suami yang ditinggal meninggal oleh istrinya dengan 2 orang anak, satu anak laki-laki menjelang dewasa dan satu anak perempuan kecil berusia 7 tahun yang cukup dewasa. Menginginkan suasana baru yang jauh dari kenangannya dengan istrinya, Benjamin Mee, sebagai tokoh utama di film ini memutuskan untuk mengubah hidupnya dan anak-anaknya, ia kemudian membeli sebuah rumah yang jauh dari kota. Rumah yang ia beli tersebut ternyata adalah kebun binatang yang ditutup oleh asosiasi kebun binatang, karena tidak memenuhi persyaratan keselamatan. Film ini kemudian menceritakan bagaimana perjuangan Benjamin dan stafnya memperoleh izin untuk membuka kembali kebun binatang tersebut, kesulitan keuangan yang dihadapi, harimau yang sudah sampai waktunya untuk disuntik mati, ditambah lagi dengan kesulitan Benjamin dalam berkomunikasi dan menghadapi anak laki-lakinya yang sedang menuju dewasa. Terinspirasi dari kisah nyata Benjamin Mee, kehadiran film ini, hari ini di rumah kami menghadirkan rasa baru di rumah kami Sabtu hari ini. Film ini terasa nyata, dekat sekali dengan kehidupan, suka dan sedih bercampur, tapi tidak kehilangan arti sebenarnya sama sekali. Worth your time to watch it.. why? why not?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H