Mohon tunggu...
Fikri AfriliaRizky
Fikri AfriliaRizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengukir Cita-Cita Anak Rumpin Bangjo: Kolaborasi Wayang dan Pendidikan Inovatif melalui Kegiatan Proyek Kepemimpinan PPG Prajabatan UNNES

5 Agustus 2024   19:05 Diperbarui: 5 Agustus 2024   19:08 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Pada tanggal 14 Juli 2024, suasana penuh semangat terasa di Gedung Monod Kota Lama Semarang, tempat diselenggarakannya kegiatan "Wayang Cita: Membangkitkan Semangat Anak Rumpin Bangjo Menuju Cita-Cita." Kegiatan ini merupakan bagian dari proyek kepemimpinan yang diprakarsai oleh mahasiswa Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Jurusan Sosiologi, Universitas Negeri Semarang. Acara ini berhasil menggabungkan unsur seni budaya wayang dengan edukasi, bertujuan untuk menginspirasi anak-anak dalam meraih cita-cita dan memupuk kreativitas mereka.

Kegiatan dimulai pada pukul 10.00 WIB dengan sambutan dari ketua panitia Proyek Kepemimpinan Sosiologi, Fanie Nisya Cahya Saputri, serta pengurus komunitas Rumah Pintar Bangjo kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dan pembuatan kreasi wayang cita. Terdapat kegiatan Flashmob Wayang Cita mengikuti alunan Jingle Wayang Cita yang diciptakan oleh Mahasiswa PPG Prajabatan Sosiologi UNNES. Salah satu keunikan dari kegiatan Wayang Cita ini adalah penggunaan bahan bekas dalam pembuatan wayang, yang menjadi inti dari aktivitas kreatif para peserta. Dengan menggunakan paper glass, sedotan, dan gambar profesi, anak-anak diajak untuk membuat wayang yang merepresentasikan profesi impian mereka. Proses ini tidak hanya mengajarkan tentang berbagai profesi, tetapi juga menyampaikan pesan penting tentang daur ulang dan pemanfaatan bahan bekas untuk sesuatu yang bermanfaat. Penggunaan bahan bekas dalam pembuatan wayang ini memberikan nilai tambah tersendiri bagi kegiatan Wayang Cita. Anak-anak tidak hanya belajar mengenai berbagai profesi, tetapi juga diajak untuk berpikir kreatif dalam memanfaatkan apa yang ada di sekitar mereka. Hal ini adalah salah satu bentuk pendidikan yang mengajarkan bahwa kreativitas tidak harus mahal atau rumit.

Dengan cara yang interaktif dan menyenangkan, anak-anak mampu memahami bahwa profesi apapun bisa mereka raih jika mau berusaha dan belajar dengan sungguh-sungguh. Lebih dari sekadar membuat wayang, mereka juga belajar tentang pentingnya berkontribusi pada lingkungan dengan cara yang sederhana namun berdampak besar. Paper glass digunakan sebagai badan wayang, sedangkan sedotan berfungsi sebagai penyangga dan penggerak tangan wayang. Anak-anak kemudian menempelkan gambar profesi yang mereka pilih pada wayang yang telah mereka buat. Dengan alat sederhana ini, mereka mampu menciptakan wayang-wayang unik yang tidak hanya mencerminkan kreativitas mereka, tetapi juga harapan dan impian tentang masa depan.

Kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan motivasi belajar dan semangat untuk meraih cita-cita, yang pada akhirnya akan berperan dalam meminimalisir reproduksi kelas sosial di masyarakat. Reproduksi kelas sosial sering kali terjadi ketika anak-anak dari latar belakang ekonomi tertentu merasa terbatas pada pilihan hidup dan karier mereka. Dengan mengenalkan pada berbagai profesi sejak dini, Wayang Cita berupaya membuka wawasan bahwa setiap anak, tanpa memandang latar belakang sosial, memiliki potensi yang sama untuk mencapai apapun yang mereka impikan. Melalui proyek kepemimpinan ini, Mahasiswa Sosiologi PPG Prajabatan Universitas Negeri Semarang telah menunjukkan bagaimana peran mereka dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat. Mereka telah menanam benih-benih motivasi dalam diri anak-anak Rumpin Bangjo, yang diharapkan akan tumbuh menjadi semangat yang kuat untuk menggapai cita-cita tanpa terbelenggu oleh batasan-batasan sosial. Dengan semangat dan dukungan yang terus mengalir, Wayang Cita diharapkan menjadi model kegiatan yang bisa diterapkan di berbagai komunitas lain, menginspirasi lebih banyak anak-anak di seluruh Indonesia untuk meraih masa depan yang cerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun