Mohon tunggu...
Riski Mario J Parhusip
Riski Mario J Parhusip Mohon Tunggu... Freelancer - 5AM

5AM

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menelik Masa Depan Jurnalisme

7 Maret 2017   12:42 Diperbarui: 8 Maret 2017   04:00 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Media mengalami beberapa tahapan perubahan, transformasi hingga metamorfosis. Bermula dari surat kabar, buku, film, radio, televisi dan internet. Hingga kini internet merupakan media massa kian eksis hingga mempopulerkan istilah media baru (new media) bagi kalangan masyarakat. Dalam hal ini kemunculan internet mengubah drastis infrastruktur media dalam peradaban manusia. Ketika sebelumnya media massa berdiri sendiri dan memiliki organisasi serta manajemen secara mandiri, sekarang pemilik media lebih memilih untuk bekerja sama dalam sebuah kesatuan yang kenal dengan sebutan konvergensi media. 

Bahkan hingga saat ini, hampir semua media cetak dan elektronik membarenginya dengan mengemas bentuk berita online, e-paper dan live streaming(Iskandar, 2016:28). Hal tersebut kemudian dijadikan sebagai cara oleh media-media tradisional lainnya untuk dapat tetap eksis di kancah penyajian informasi bagi masyarakat. Dikarenakan banyaknya keunggulan yang ditawarkan oleh teknologi saat ini, media-media informasi saat ini kemudian mulai melakukan inovasi tersebut untuk tetap bertahan dalam era jurnalisme modern ini.

Tom Rosentiel berkata, bahwa kehadiran teknologi baru harus dianggap bukan sebagai ancaman bagi surat kabar, tetapi justru suatu kesempatan. Pesatnya kemajuan teknologi mengakibatkan berbagai jenis informasi dapat dengan cepat didapatkan. Sehingga menjadikan garis-garis antara berita, hiburan, iklan, propaganda dan lain-lainnya menjadi kabur. Begitu pula wartawan dan berita semakin sulit didefinisikan (Ishwara, 2005:5). Maka dalam kasus ini, ketika sebuah media ingin tetap bertahan untuk kedepannya, mereka harus melakukan riset sendiri mengenai standar internal dan perspektif sendiri tentang hal yang relevan bagi medianya. 

Mau tidak mau media harus menanggung tanggung jawab yang lebih berat dalam hal menjaga akurasi informasi agar dapat berkompetensi dengan media lainnya. Maka tuntutan-tuntutan seperti keakuratan, cepat, mendalam dan memberikan interpretasi yang baik kepada publik harus dijaga sebaik mungkin oleh media. Sehingga media tersebut mendapat kepercayaan dari pihak masyarakat dan tetap dapat menjaga eksistensinya.

Dalam era kapitalisme modern, percepatan dan kecepatan telah menjadi sebuah keharusan dalam aspek peradaban manusia, termasuk dunia jurnalisme. Sehingga kini media berlomba dalam kompetisi global untuk menyajikan informasi secara cepat kepada audiencenya. Beberapa karakteristik jurnalisme online antara lain:

  • Ruang tidak terbatas
  • Dimana memungkinkan halaman tak terbatas sehingga sebuah artikel dan berita dapat dimuat sepanjang dan selengkap mungkin.
  • Pembaca memiliki hak dalam memilih
  • Yang memungkinkan pembaca lebih leluasa memilah informasi.
  • Pembaca memiliki kebebasan
  • Yang memungkinkan pembaca tidak harus membaca secara berurutan dikarenakan berita yang berdiri sendiri.
  • Kemudahan dan kebebasan
  • Memungkinkan sebuah berita bersifat abadi, dan dapat diakses kembali dengan mudah kapan dan di mana saja.
  • Kecepatan informasi
  • Menjadikan informasi dapat disampaikan secara sangat cepat dan langsung.
  • Visualisasi menarik
  • Memungkinkan sajian berita berupa teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya sekaligus.
  • Komunikasi dua arah
  • Yang memungkinkan interaksi timbal balik antara redaksi dengan pembacanya melalui kolom komentar yang telah disediakan.

Perkembangan jurnalisme pada masa ini akan memaksa seorang jurnalis media cetak mengadopsi gaya broadcast, dimana dalam dunia broadcastseorang jurnalis menulis untuk video, still imagesdan suara. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat kemudian dapat lebih tertarik melalui visualisasi yang diberikan media online dibandingkan melihat televisi atau mendengarkan radio. Dari lain sisi seorang jurnalis pada media online juga harus dapat berinovasi dalam setiap berita yang di produksi seperti gambar, animasi, suara dan tentu saja bahasa yang mudah tersampaikan kepada audience. 

Maka tantangan sebagai jurnalis media online adalah mampu memberikan perspektif baru agar berita yang dimuat terjamin kredibelitasnya dan dapat dipercaya oleh publik. Sehingga masyarakat menganggap bahwa berita dari sebuah portal tertentu dapat dijadikan sebagai rujukan sumber informasi yang komplementer (Hadi, 2011:79). Seiring dengan perkembangannya, maka jurnalisme era sekarang semakin memberikan tuntutan yang lebih luas bagi profesi jurnalis. Tuntutan tersebut kemudian mau tidak mau diterapkan dalam dunia jurnalisme saat ini agar dapat bertahan mengikuti perkembangan teknologi yang ada.

Pada awalnya jurnalisme online berbeda sedikit dari jurnalisme cetak. Banyak berita di media online khususnya yang melakukan afiliasi dengan media cetak, hanya mempublikasikan potongan-potongan berita dari versi cetaknya. Hal ini kemudian terjadi pula pada perusahaan-perusahaan media yang berfokus pada broadcasting. Mereka memberikan informasi yang ditampilkan pada televisi dan mengemas ulang dalam bentuk tulisan, untuk kemudian disebarluaskan kepada publik melalui portalnya. 

Di Indonesia sendiri, pada umumnya portal berita online dikembangkan oleh sebuah perusahaan media cetak hingga penyiaran yang telah menyandang nama di kalangan masyarakat. Maka dari itu tidak terhindarkan lagi ketika media-media tradisional saat ini memiliki tuntutan untuk berinovasi terhadap konten dan penyampaian berita mereka. Perkembangan teknologi yang berkembang pesat menjadikan media bahkan jurnalisme itu sendiri harus dapat beradaptasi dengan situasi yang dihadapinya sekarang.

Selain hadirnya konvergensi media massa, pengaruh industrialisasi media massa kemudian melahirkan konglomerasi media. Dalam kasus ini yang menjadi masalah adalah lahirnya konglomerat-konglomerat media yang melihat peluang untuk mengembangkan bisnisnya. Hal tersebut dilain sisi juga mendapat keuntungan untuk memiliki power dalam ranah ekonomi, politik, sosial dan budaya masyarakat. Jika ditelaah dari sisi buruknya, sebuah perusahaan media yang menjunjung tinggi keuntungan lalu sangat berpengaruh dalam hal minimnya objektivitas pemberitaan yang disampaikan oleh media.

 Namun hal baik yang dapat ditangkap adalah masyarakat kini dapat dengan bebas memilah informasi kapan dan dimana saja. Informasi menjadi sangat banyak dan tidak terbatas dikarenakan banyaknya pilihan media yang menawarkan kemudahan dan keakuratan sebuah berita. Hal tersebut kemudian dianggap sebagai akibat dari perkembangan jurnalisme saat ini dan jaringan infrastruktur yang berimbas pada media sehingga melahirkan konvergensi dengan tidak mengesampingkan kebutuhan informasi yang cepat. Namun pada kenyataaannya, media online itu sendiri harus dapat menjaga kepercayaan publik sendiri agar selalu mendapat perhatian dari masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun