Portal berita saat ini tidak lagi melulu tentang berita yang hanya berbentuk tulisan. Pada awal berkembangnya jurnalisme online, memang media cetak yang melakukan perpindahan ke portal berita hanya memindahkan saja konten berita dari versi cetak ke digital. Namun untuk dapat menambah ketertarikan dan ke efektifan dalam khalayak mengakses informasi, media semakin bersemangat melakukan inovasi. Michelle Johnson, copy editor The Stamford (Conn.) Advocate, (dalam Ishwara, 2007:51) mengatakan, revolusi digital dalam jurnalisme tidaklah serevolusioner jika ditinjau dari perilaku pembaca. Para ahli mengatakan bahwa kunci keberhasil dari jurnalisme online adalah sama dengan berita-berita tradisional, yaitu akurasi, penulisan yang baik dan dorongan untuk berinovasi.
Berbagai bentuk inovasi kemudian dilakukan oleh pengelola media online saat ini. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media-media tradisional kini tidak lagi istimewa di era teknologi yang semakin maju. Seperti halnya televisi, ia memiliki kelebihan karena dapat menampilkan visualisasi pada awalnya. Namun karena berkembangnya teknologi, kini bukan hal yang mengejutkan lagi ketika portal berita online juga menyediakan video bagi khalayak pengaksesnya. Karena kembali lagi mengingat bahwa sudah menjadi akidahnya praktik jurnalisme yang berfokus pada internet dapat menjangkau khalayak secara lebih luas. Karena dalam hal ini media online bersifat multimedia capability dan memiliki potensi yang cukup besar bagi pengelola media untuk selalu melakukan inovasi ke arah yang lebih baik dari segi konten dan fasilitas.
Kelebihan lainnya juga dapat ditemukan seperti disediakannya format audio bagi khalayak. Seperti yang telah dipaparkan pada penjelasan di atas, audio sebelumnya identik dengan radio. Namun saat ini audio tidak lagi hanya dimiliki oleh media radio semata, karena portal berita juga mulai menyediakan fitur ini bagi konsumennya. Maka dengan lahirnya internet di kehidupan manusia menciptakan predikat baru bagi media-media pendahulunya sebagai media tradisional. Karena dalam hal ini jurnalisme yang berbasis online dianggap lebih interaktif bagi masyarakat dan efisien dalam mengakses informasi. Khalayak tidak lagi direpotkan dengan fasilitas yang terbatas karena media online telah menyatukan fitur-fitur yang dapat mendukung kenyamaan bagi yang mengakses.
Namun jika ditinjau secara luas, perkembangan tersebut kemudian juga berimbas terhadap ranah global. Dimana media-media yang terdapat di penjuru dunia juga semakin marak melakukan inovasi atas media yang mereka kelola. Hal ini membawa jurnalisme online ke dalam kompetisi global, karena setiap media berusaha sebaik mungkin memfasilitasi media mereka agar dapat menarik konsumen sebanyak mungkin. Dalam era yang semakin modern ini, manusia semakin mengutamakan percepatan dan kecepatan dalam ranah kehidupannya. Tidak dapat terhindari pula, bahwa dalam hal ini jurnalisme pun ikut terkena imbas dari perkembangan teknologi. Hingga kecepatan dan percepatan telah menyeret jurnalisme ke dalam pusaran kompetisi global (Iskandar, 2016:29).
Namun kemajuan itu juga berimbas pada pekerja media dimana mereka juga harus dapat menguasai teknik-teknik baru untuk mendukung inovasi yang ada. Karena pada saat ini media biasanya menggunakan medium-medium seperti photography, audio, video, informasi dalam bentuk grafik, animasi dan sebagainya demi menambah daya tarik kepada khalayaknya. Fasilitas tersebut kemudian yang dianggap efisien karena khalayak dapat mengakses berbagai bentuk informasi dalam satu portal berita yang sama. Terlebih lagi masyarakat modern di era ini lebih tertarik terhadap sesuatu yang dapat dijangkau secara instan dan efisien. Sehingga jurnalisme online saat ini menjadi jawaban atas hal-hal yang telah dipaparkan di atas. Dimana konsumen dimanjakan dengan inovasi-inovasi yang dilakukan oleh media.
Hal tersebut yang kemudian dianggap sebagai cara baru untuk menyampaikan sebuah cerita dan informasi kepada khalayak pada era perkembangan teknologi ini. Masyarakat semakin tidak terbatasi lagi dalam mengakses informasi sesuai dengan kebutuhan yang ia anggap perlu. Selain itu, khalayak juga dapat mengakses berbagai macam fitur yang disediakan oleh media. Karena dalam media online khususnya saat ini, khalayak sudah dapat mengakses informasi berupa tulisan, video dan audio secara bersamaan tanpa harus mengakses media-media tradisional lagi. Dalam hal ini munculnya media online bisa saja dianggap sebagai ancaman bagi pers. Namun di sisi lain juga tidak menutup kemungkinan bahwa hal tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai peluang bagi pers bahkan dalam level global untuk beradaptasi dalam mengemban tugasnya sebagai penyaji informasi.
Daftar Pustaka
Ishwara, Luwi. (2007). Catatan-catatan jurnalisme dasar. Bogor: PT Kompas Media     Nusantara.
Iskandar, D.S. (2016). Mitos jurnalisme. Yogyakarta: CV.ANDI OFFSET
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H