Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rokok Merusak Enzim Paru-Paru

14 September 2021   04:15 Diperbarui: 14 September 2021   04:25 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Hasil penelitian ilmuwan U. S. Department of Energy's Brookhaven National Laboratory mengungkapkan bahaya lain dari rokok. Hasil penelitiannya dipublikasikan di jurnak Nuclear Medicine edisi September 2005, diperlihatkan bahwa rokok mampu merusak fungsi enzim utama di dalam paru-paru. 

Keadaan ini yang menyebabkan berbagai jenis penyakit yang umumnya diderita perokok. Penelitian ini menggunakan radiotracer untuk melacak enzim di paru-paru. Hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi tracer yang terdapat dalam aliran darah perokok lebih sedikit dari yang bukan perokok.

Joanna Flower, direktur Center for Translational Neuroimaging di Brookhaven, mengungkapkan, "Pengaruh rokok pada kesehatan manusia sangat besar, tetapi belum diketahui efek farmakologis rokok pada tubuh mamusia selain efek nikotin."

Fowler dan koleganya juga menggunakan alat pemindai positron emission tomography (PET), pelacak zat kimia yang terikat pada enzim. Ikatan ini akan membentuk enzim monoamin oksidase (MAOA) yang spesifik untuk melacak jumlah MAOA di tubuh 9 perokok dan bukan perokok.

Hasil pemindaian memperlihatkan konsentrasi maupun pergerakan MAOA di seluruh organ tubuh normal kecuali di paru-paru perokok. Konsentrasi MAOA perokok lebih rendah 50% dari bukan perokok. Studi sebelumnya menunjukkan adanya pengurangan MAOA yang signifikan di otak perokok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun