Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengkritik Secara Beradab

9 Februari 2021   16:13 Diperbarui: 9 Februari 2021   16:22 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengkritik dengan niat baik dan secara beradab sangat diharapkan untuk saling mengingatkan dalam kebenaran, saling memberi masukan untuk perilaku dan perlakuan yang lebih baik. Sebab tak ada manusia yang sempurna dalam segala hal di dunia ini. Setiap orang mempunyai kekurangan dan kelebihan,  ada yang kuat di satu bidang dan rentan di bidang yang lain.

Tetapi kita harus berhati-hati saat mengkritik seseorang sebab sesungguhnya kritik yang tidak beradab bisa menjadi fitnah dan akan menorehkan luka pada diri seseorang yang dikritik.

Di era millenial ini berita sangat mudah dan cepat tersebar karena didukung berbagai media cetak dan elektronik. Semakin maju teknologi semakin memudahkan semua orang mengekspresikan opini, sehingga akan memancing banyak orang ikut berkomentar dalam berita itu. Meskipun belum tentu berita yang tersebar itu berita yang benar. Apa lagi berita yang berisi tentang aib seseorang. Bahkan bisa saja, saat berita tersebut banyak disebar, malah semakin banyak juga yang dilebih-lebihkan isi beritanya, sehingga menimbulkan fitnah.

Seseorang yang akan menyampaikan kritik sebaiknya mengetahui adab-adabnya terlebih dulu sehingga apa yang dilakukannya bermanfaat untuk orang yang dikritiknya dan untuk dirinya sendiri. Seseorang yang mengkritik harus mengetahui dengan pasti permasalahan dan memiliki data atau fakta yang mampu dijadikan bukti untuk mencaoai kebenaran.

Jangan sampai seseorang melancarkan kritik dan bantahan untuk tujuan-tujuan tertentu selain menegakkan kebenaran; jangan sampai mengkritik karena termotivasi oleh dengki, ingin menonjolkan diri, menjatuhkan orang lain, hanya untuk mencari popularitas,...

Sebaiknya seseorang mengkritik langsung di depan orang yang dikritik, sebab kalau mengkritik di belakang orang yang dikritik itu perbuatan yang sangat buruk meskipun kritikannya benar. Apa lagi jika kita mengkritik di belakang orang yang kita kritik karena berita yang salah tentang orang yang kita kritik. 

Sebab kalau kita mengkritik akan berbicara tentang kekurangan seseorang dalam penilaian kita. Kitapun harus mampu menjaga aib orang lain, sebaiknya kritik tidak disampaikan di hadapan orang banyak, sebab sama saja dengan membeberkan aib atau kekurangan seseorang.

Kalau kritik yang disampaikan dengan lisan, seseorang yang mengkritik harus berhati-hati terhadap segala yang diucapkannya sebab tanpa disadari sangat banyak kejahatan yang terucap dari lisan kita, dan malah melukai hati orang yang kita kritik. Luka dari ucapan lisan akan terus terkenang. Sebelum mengkritik perhatikan kondisi orang yang akan dikritik.Gunakan kata-kata yang baik dan menyejukkan.

Bila kita harus mengkritik kebijakan pemerintah, jangan sampai kita termasuk orang-orang yang menyebarkan aib para pemimpin dan menyebutkannya di media atau mimbar-mimbar, sebab hal ini akan meyebabkan kekacauan sehingga pemerintah tak lagi didengarkan masyarakat dan tidak ditaati dalam perkara yang baik dan benar, dan menyebabkan mereka sibuk dalam perkara yang jahat-buruk serta tidak bermanfaat. 

Menulis surat kritik kepada kepala pemerintahan atau menghubungi Majelis Permusyawaratan Rakyat yang mempunyai akses kepadanya, adanya nasihat antara mereka dengan penguasanya, merupakan salah satu cara yang dapat diarahkan kepada kebaikan.

Oleh sebab itu menyampaikan kritik secara beradab harus tepat sasaran. Jangan sampai kritik itu menjadi fitnah yang bisa menghancurkan. Begitupun dengan kita dan media, jadikan kritik sebagai sarana evaluasi yang mampu memberikan solusi yang lebih baik dan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun