Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Manfaat Daun Digitalis

10 Desember 2020   20:43 Diperbarui: 10 Desember 2020   20:53 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Tanaman Digitalis Sedang Berbunga di Pekarangan. Dokumentasi Pribadi.

Bila Anda sering merasa nyeri di dada kiri, suka berdebar-debar, cepat lelah saat bekerja, sulit tidur, denyut nadi lebih kencang, dari biasanya, nafas sering sesak, dan wajah menjadi pucat, harus berhati-hati. Mungkin jantung Anda mulai tidak normal. Harus segera berobat ke dokter.

Ketika hasil pemeriksaan dokter jantung Anda dinyatakan tidak normal atau terganggu, sangat mungkin Anda akan diberi obat yang mengandung digoxin salah satu zat yang diambil dari daun digitalis.

Daun digitalis berasal dari tanaman Digitalis lanata, suku Scrophulariaceae, tumbuhan subtropis asli Eropa Tengah beriklim dingin. Digitalis hanya cocok tumbuh baik di ketinggian antara 1.000-2.000 meter di atas permukaan laut. Kalau ingin menanamnya, mau tak mau harus dipilih daerah berhawa dingin, di sekitar Puncak, Tawangmangu, Dieng, dan daerah sejuk lain di dataran tinggi.

Bukan berarti di dataran rendah tertutup kemungkinan tanaman ini untuk ditanam dan dikembangbiakkan kecuali dipelihara di dalam rumah kaca yang bisa diatur suhunya. Tanaman ini ikut merantau dulu ke California, Amerika Serikat, akhirnya ada yang menanam di Indonesia (selama ini lebih banyak ditanam sebagai tanaman hias) karena bunganya cukup bagus.

Digitalis tanaman semak, bentuk daunnya seperti tombak, bulat memanjang berujung runcing, bertepi rata  dan licin permukaaannya. Separuh bagian bawah daun ditumbuhi semacam rambut dengan ibu tulang bagian bawah tampak lebih menonjol.

Tanaman digitalis dapat diperbanyak  dengan biji dan anakan tanamannya yang muncul di sekitar batangnya. Bila mengembangkannya dengan biji, biji yang siap disemaikan biji tua.

Biji yang disemai bisa biji basah atau biji kering. Menyemaikan biji digitalis seperti menyemai cabe atau sawi. Dibuat dulu petakan khusus yang berisi campuran pasir, tanah, dan kompos yang diberi naungan atau ditaruh di bawah pohon. Bila menanamnya dengan anakan bisa langsung dipindah ke kebun atau ke pekarangan.

Pada umur sebulan (dua - tiga daun sudah muncul) bibit sudah siap dipindah ke kebun  atau ke dalam pot. Lahan yang disiapkan untuk bibit cukup seperti menyiapkan lahan untuk tanaman sayuran. Awalnya dibuat guludan 60 cm x 60 cm yang diberi pupuk kandang.

Setelah ditanam, dirawat, diberi pupuk kompos secukupnya disiram dua kali sehari saat tidak turun hujan. Pada umur tiga bulan daunnya sudah bisa dimanfaatkan untuk obat. Ketika berbunga bisa dinikmati untuk memperindah pekarangan.

Daun digitalis bisa dipanen pada usia tanaman ini 3 - 6 bulan, daunnya dikeringkan. Dari daun kering oleh pabrik farmasi diambil senyawa digoxinnya untuk digunakan sebagai  kardiotonikum yang sudah terbukti menyehatkan jantung karena denyutnya dinormalkan kembali. Zat dari daun digitalis sangat pahit dan sedikit berbau.

Beberapa industri farmasi yang memproduksi obat penyehat jantung dari digoxin. Yang tetdapat di pasaran obat antara lain Digoxin (Sandoz), Lamoxin (Burroughs Welcome), Davoxin Tegratab (Laoside), Masoxin (Mason), Thegitoxin (Standex). Selain mengandung digoxin daun tanaman ini mengandung zat lain yang juga  bermanfaat seperti glikosida; lanatosida A, B, dan C; yang berkhasiat sebagai kardiotonikum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun