Juwet ( S. cumini atau E. cuminii) di Jawa Barat disebut juwet atau jamblang, di Malaya disebut jambelang, di Jawa Tengah dan Jawa Timur disebut juwet atau duwet, di Madura disebut dhalas atau dhawak, di Bali disebut jujutan.Juwet termasuk keluarga jambu-jambuan (Myrtaceae), seperti jambu air (S. aquaeum), jambu bol ( S. malaccense), jambu biji ( Psidium quajava), dan lain sebagainya.Â
Di antara semuanya pohon juwetlah yang paling cepat tumbuhnya.Memperbanyak pohon juwet sangat mudah, lebih banyak berhasilnya daripada gagalnya. Pohon juwet tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 300 meter dari permukaan laut. Bisa ditanam untuk peneduh maupun penahan angin. Tinggi pohon juwet bisa mencapai 20-an meter, diameter antara 40 cm - 75 cm. Kayunya keras sering digunakan untuk bahan bangunan. Di India batang pohon juwet dimanfaatkan untuk bantalan rel kereta api.
Kulit batang pohon juwet yang mudah pecah  mengandung tannin ( zat warna) sekitar 8%-19%. Daunnya yang hijau tua di permukaan atas dan kuning pucat di permukaan bawah juga mengandung tannin 12%-13%. Begitupun pada bunga juwet yang kecil-kecil beraroma harum berwarna putih sampai merah jambu.
Buah juwet rasanya kelat,manis kelat, dan manis. Ada yang berbiji ada yang tidak berbiji. Ada yang kecil-kecil disebut duwet kerikil,ada yang agak besar disebut duwet gentong, katanya ada juga yang seukuran telur burung dara. Ada juga duwet item berdaging tebal berwarna agak hitam, dan duwet buten warnanya agak hitam tidak berbiji. Duwet item dan duwet buten sekarang susah mencarinya. Buah duwet berwarna ungu kehitaman.
Buah duwet biasa dimakan dicampur sedikit garam, atau diolah menjadi minuman seperti anggur atau sirup. Tetapi ada juga duwet berwarna keputihan disebut duwet gajih atauwet duwet bawang untuk obat kencing manis.
Di India biji buah juwet dimanfaatkan untuk mengobati kencing manis, diare, dan disentri. Kulit pohon juwet dimanfaatkan untuk obat pengelat disentri dan obat kumur, daunnya untuk mengobati penyakit kulit. Di Philipina sirip juwet dan rebusan kulit kayunya dimanfaatkan untuk mengobati diare dan disentri.
Menanam pohon juwet banyak manfaatnya, bisa ditanam di sembarang tanah termasuk di tanah berkapur seperti di Pulau Madura. Bagi yang sudah punya pohon juwet tidak perlu memcari bibitnya lagi, tinggal bertindak untuk memperbanyaknya (dicangkok atau diokulasi).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H