Selama ini jengkol dikenal sebagai biang bau yang digemari banyak orang meskipun bisa menimbulkan keracunan.Â
Jengkol sering digunakan sebagai makanan penambah nafsu makan, apa lagi kalau dimakan dengan nasi hangat,ikan asin, jengkolnya (baik jengkol muda mentah untuk lalap atau jengkol goreng) dicocolkan ke sambal terasi atau sambal tomat.Â
Biji jengkol tua lunak dan empuk, tekstur inilah yang membuatnya disukai, dengan aroma baunya yang khas tetapi sedap.
Bisa dimasak dengan cara disemur, digoreng, disambal goreng, direndang, diurap, dicampurkan ke dalam sayur lodeh, dan berbagai cara memasaknya sesuai selera. Bisa juga dibuat keripik dan kerupuk setelah ditumbuk hingga pipih, dikeringkan, lalu digoreng.
Sehingga jengkol terindikasi sangat kuat posisinya dalam menu makanan di sebagian masyarakat Indonesia. Meskipun untuk sebagian orang mengkonsumsi jengkol hanya iseng saja sesekali. Di lain pihak sebagian orang merasa tidak lengkap kalau makan tidak ada jengkol.
Biasanya para petani memanen jengkol pada bulan September hingga bulan Desember.Pada saat panen harga jengkol kurang menguntungkan karena biji jengkol melimpah sehingga harga menurun, jauh lebih rendah dari harga jengkol di luar musim panen.Â
Tetapi para petani jengkol dapat bersyukur karena hasil penjualan jengkol bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga.Â
Pada masa ini konsumsi jengkol meningkat, sehingga bagi keluarga yang gemar mengkonsumsi jengkol harus siap-siap mengantisipasi aroma bau tak sedap dari kamar mandi atau dari bau jengkol di mulut dan nafas kita.
Ketika terpecah-pecah menjadi komponen-komponen kecil, asam amino akan menghasilkan berbagai komponen flavor yang sangat bau karena pengaruh sulfur. Salah satu gas yang dihasilkan unsur itu gas H2S yang sangat bau.
Bau jengkol sangat mengganggu, apalagi untuk orang yang tidak suka jengkol. Pada sat buang air kecil sesudah kita makan jengkol kalau tidak disiram sempurna toilet akan berbau tidak enak sehingga akan mengacaukan situasi dan mengganggu.