Mohon tunggu...
Kiky Nurhayatii
Kiky Nurhayatii Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara FDK/Manajemen Dakwah KKN-DR 55

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Memanajemen Waktu di Masa Pandemi Covid-19

10 Agustus 2020   17:50 Diperbarui: 10 Agustus 2020   18:06 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu merupakan kuantitas yang dapat diukur mulai dari detik, menit dan jam. Setiap orang memiiki jumlah waktu yang sama yaitu 24 jam, namun semua itu tergantung setiap individu menggunakan waktunya setiap hari. Seseorang  yang berhasil menggunakan waktu dengan maksimal adalah yang menerapkan teknik serta sistem mengatur waktu yang berbeda-beda, namun memiiki tujuan dan visi yang sama yaitu bagaiamana cara untuk menghabiskan waktu. Dan mengetahui apa yang ingin dilakukan dengan waktu yang tersedia.

Manajemen waktu adalah  suatu perencanaan, proses atau tindakan yang telah ditentukan secara sadar untuk melakukan suatu kegiatan dalam  waktu tertentu dengan menggunakan sumber daya secara efektif, efisien dan produktif. Adapun pengertian manajemen waktu menurut Akinson (1994) adaah suatu jenis keterampilan yang berkaitan dengan segala bentuk upaya dan tindakan seseorang yang diakukan secara terencana agar individu dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya. Adapun menurut Haynes (1994), manajemen waktu adalah suatu proses pribadi dengan memanfaatkan analisis dan perencanaan dalam menggunakan waktu untuk meningkatkan efektivias  dan efisiensi.

Dalam Islam, seorang muslim yang baik tentu harus bisa menghargai waktu dan mampu mengelola waktu dengan baik.  dalam kondisi sekarang ini  banyak sekali ragam aktivitas yang harus dilakukan, ditambah lagi berbagai kendala dan tantangan yang harus dihadapi. Dimasa pandemi Covid-19  saat ini, kita diharuskan untuk tetap tinggal dirumah, bekerja dari rumah dan juga belajar dari rumah. 

Tiba-tiba hari sudah sore, tetapi merasa belum mengerjakan atau belum melakukan apa-apa terlebih tugas kuliah yang diberikan bapak-ibu dosen atau tugas sekolah yang diberikan bapak-ibu guru tidak terlesaikan satu tugas pun. Keadaan seperti itu menjadi suatu tantangan tersendiri buat kita dalam mengelola waktu. Kita dituntut untuk pandai dalam mengelola waktu agar seluruh waktu yang kita miliki selama kita berada dirumah tidak terbuang percuma namun menjadi lebih produkif.  

Dalam Al-quran Allah SWT menempatkan waktu pada posisi yang sangat tinggi seperti "Demi waktu" dalam QS Al-Ashr, dan "Demi waktu saat matahari naik sepenggalah," dalam QS Adh-Dhuhaa. Allah SWT berfirman dalam Al-quran Surah Al-Ashr (103): 1-3 : ''Demi masa.  sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.''

Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia benar-benar dalam kerugian, apabila tidak memanfaatkan waktu yang diberikan oleh Allah SWT dengan optimal. Terlebih lagi kita harus menggunakan waktu untuk melakukan kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi diri sendiri dan semua orang. Ada yang memaksimalkan waktu tersebut dan ada orang yang merugi karena waktunya digunakan untuk main-main, berbicara yang tidak perlu, tidur-tiduran, dan bermalas-malasan. Untuk itu, sekarang pilihannya ada pada  kita, lebih pilih merugi karena menyia-nyiakan waktu atau mencoba untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

Sebagai acuan terbaik bagi seluruh umat islam,  ada beberapa rahasia manajemen waktu yang selalu diterapkan oleh Rasulullah. Saking banyaknya manajemen waktu Rasulullah, beliau berhasil membuat perubahan besar di Jazirah Arab dalam kurun waktu 23 tahun. Berikut ini beberapa manajemen waktu Rasulullah  yang bisa kita peajari agar menjadi orang muslim yang produkif walau melakukan setiap kegiatan dari rumah.

1. Menjadikan salat fardhu sebagai ajang untuk membentuk watak dan tonggak ritme hidup. sebagai umat islam harus bisa membagi waktu dalam sehari dengan sangat jelas dan jangan samapi seluruh kegiatan sudah kita lakukan membuat kita menyampingkan kewajiban untuk beribadah. jika kita bisa melakukan satu kebiasaan secara berturut turut tanpa terputus, setelahnya hal tersebut akan menjadi kebiasaan kita yang mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari.

2. Berpola pikir investasi, anti manajemen waktu instan. Jika kita menginginkan sesuatu dengan instan maka jadinya kita akan malas berproses, tidak ada kesabaran, kegigihan  dan keistiqamahan dalam meakukan sesuatu. Jadi kita harus berproses dalam melakukan segala agar dapat kita petik hasilnya dikemudian hari.

3. Terus produktif, jangan biarkan waktu terbuang percuma dengan tidak melakukan apapun. Islam merupakan agama yang mengutamakan nilai-nilai produktivias baik yang menghaslikan suatu karya ataupun menghasikan suatu peningkatan atau perbaikan diri. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Insyirah : 7 Yang artinya "Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan, maka kerjakanlah dengan sungguh sungguh urusan yang lain" ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah tidak menginginkan umat-Nya menjalani waktu tanpa produktivitas. Jika kita sudah menyelesaikan urusan atau kegiatan yang satu maka kita anjukan urusan yang lain dengan sungguh-sungguh dan menggunakan waktu dengan sebaik mungkin.

4.  Gunakan aji mumpung setiap ada peluang dan kesempatan maksudnya adalah kita memanfaatkan kesempatan dan peluang yang ada dengan sebaik mungkin.

5. Menjauhi sikap menunda-nunda, kebiasaan buruk ini pasti pernah dialami oleh kebanyakan orang dan termasuk kita sendiri.  Allah dan Rasulullah membenci sikap umatnya yang gemar dan suka menunda nunda. "Menunda-nunda melaksanakan kewajiban bagi yang mampu termasuk kezaliman" (HR. Bukhari). dalam Alquran Allah juga mengatakan "Bersegeralah kalian kepada ampunan Rabb kalian dan kepada surga yang seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa" (Ali Imran : 133). Untuk itu segeralah kita tinggakan kebiasan menunda-nunda teruama dalam hal beribadah.

6. Cepat, tapi tidak tergesa-gesa "Karena sifat tergesa-gesa itu asalnya dari setan." ( HR Anas bin Malik). Seringkali kita melakukan sesuatu dengan sangat tergesa-gesa dikarenakan waktu yang sempit dan biasanya berakhir dengan tidak maksimal dan tak lepas pula dari kecerobohan. 

7. Rutin melakukan evaluasi maksudnya adalah seteah melakukan setiap kegiatan kita  harus bisa mengamani serta menilai apakah yang kita lakukan sudah maksimal atau belom. Tanpa adanya evaluasi kita tidak akan pernah menyadari apa kelemahan dalam diri kita dan akibatnya kita akan terus meangkah dengan kesalahan yang sama.Untuk itu, Rasulullah selalu menerapkan evaluasi dalam rahasia manajemen waktunya, karena secepat apa pun kita, seproduktif apa pun kita, tetap saja ada evaluasi diri yang harus terus dilakukan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun