Mohon tunggu...
Kiki Dian Lesmana
Kiki Dian Lesmana Mohon Tunggu... Freelancer - Bachelor of Communication Studies

Love media and communication studies

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jati Diri Televisi di Era Konvergensi Media: Fokus dengan Pemirsa Media Konvensional Atau Pemirsa New Media?

25 Juli 2020   12:31 Diperbarui: 25 Juli 2020   12:46 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewasa ini, kita disuguhi oleh kemajuan teknologi digital yang semakin memanjakan kita dalam mengonsumsi berbagai konten media secara variatif. Jika dulu, kita berperan pasif dan hanya disuguhi oleh terpaan konten dari media-media konvensional seperti televisi, radio maupun majalah, kini banyak konten yang bisa kita nikmati secara digital. Kita pun bisa dengan bebas memilih konten media yang sesuai dengan selera kita, karena kini kita sedang hidup di era konvergensi media. Media telah mengalami konvergensi dari bentuk media lama menjadi media baru (digital).

Kehadiran era konvergensi media membuat para pebisnis media konvensional harus memutar otaknya guna menyesuaikan perkembangan zaman yang terus mengglobal ini. Media-media konvensional tidak lagi bisa hanya mengandalkan pasar khayalak pasif mereka. Media konvensional akan semakin kehilangan banyak pemirsanya dan akan tergerus oleh kehadiran media baru bila mereka tidak mengkonvergensi dan mentransformasi diri mereka secara digital.

Kehadiran Youtube, Instagram, dan berbagai platform media lain, kini telah mengalami pergeseran fungsi menjadi platform bisnis digital yang strategis bagi semua orang dan memungkinkan setiap orang bisa berkontribusi sebagai produsen media. Sebuah stasiun televisi yang dulu saingannya hanyalah stasiun televisi lainnya, kini saingan mereka semakin banyak bertebaran. Kompetisi antar media konvensional tidak hanya sebatas memperebutkan tangga rating saja. Namun sekarang, mereka juga harus berkompetisi dengan semua bentuk media untuk menjangkau khalayak mereka yang lebih luas, yang kini sebagian khalayak tersebut lebih nyaman tinggal di platform digital.

vectorstock.com
vectorstock.com
Fokus media konvensional terbagi menjadi dua. Disatu sisi mereka harus memutar otak untuk mengejar rating namun disisi lain mereka juga harus memikirkan strategi bagaimana khalayak yang kini lebih nyaman mengonsumsi platform digital beralih kembali atau setidaknya mau menikmati program mereka secara konvensional melalui medium elektronik.

Seperti yang kita ketahui bersama, kalkulasi rating hingga sekarang ini masih belumlah berubah. Walaupun banyak khalayak yang sudah berpindah ke media baru. Namun perhitungan rating masih sama seperti dahulu, hanya orang-orang yang menonton melalui program televisi elektroniklah yang akan masuk perhitungan rating. Sehingga sebanyak apapun penonton sebuah media konvensional di platform digital, tetap tidak akan masuk kedalam perhitungan rating.

Oleh karenanya, hal ini membuat para pebisnis media harus semakin bekerja keras. Selain harus pandai dalam menyuguhkan program yang sesuai dengan kebutuhan pasar, para pebisnis media juga harus cermat dalam mengatur target khalayak yang mereka tuju. Tentunya target khalayak yang sesuai dengan visi dan misi mereka dengan tetap mengikuti perkembangan zaman. Hingga kini, ukuran bagi media dalam menentukan target khalayak adalah menarget pemirsa yang potensial secara rating. Sehingga program acara yang diproduksipun harus dikemas dengan mengikuti selera pemirsa yang masih mencintai televisi dibanding dengan pemirsa yang sudah meninggalkan konsumsi media secara kovensional.

Pertanyaannya sekarang adalah, akankan pemirsa atau khalayak yang masih mencintai televisi konvensional ini akan terus setia terhadap televisi konvensional atau justru seiring perkembangan zaman nantinya, mereka pun juga akan ikut berpindah menuju platform digital?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun