Mohon tunggu...
Rizky Kartika
Rizky Kartika Mohon Tunggu... -

Rizky Kartika

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Kepribadian Eysenck

17 Mei 2014   14:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:26 2723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Teori Eysenck yang berpendapat dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal dari keturunan memang tidak sepenuhnya benar. Memang secara umum ibarat pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya,akan tetapi tampaknya pada saat ini pepatah itu hampir tidak berlaku hal itu dikarenakan berbagai macam factor dan salah kemajuan bidang teknologi.

Dengan semakin berkembangnya teknologi mempunyai dampak positif dan negative.Untuk dampak negaitfnya sangat berperan besar dalam mempengaruhi tingkah laku dan kepribadian masyarakat saat ini.Salah satu contohnya adalah perkembangan sinetron dan alat komunikasi yang semakin canggih dan dekat dengan masyarakat sehingga dapat mengikis tali silaturahmi dengan tidak mengkambing hitamkan teknologi.Untuk itu kepribadian dasar yang berlandaskan atau berawal dari keluarga akan berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang dapat membentuk kepribadian yang baru.

Menurut Eysenck kepribadian adalah keseluruhan pola tingkahlaku aktual maupun potensial dari organisme, sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan lingkungan. Pola tingkahlaku itu berasal dan dikembangkan melalui interaksi fungsional dari empat sektor utama yang mengorganisir tingkahlaku; sektor kognitif (intelligence), sektor konatif (character), sektor afektif (temperament), sektor somatik (constitution).

Kepribadian menurut Eysenck memiliki empat tingkatan hirarkis, mulai dari hirarki yang tinggi ke hirarki yang rendah : tipe – traits – habit – respon spesifik.

- Hirarki tertinggi: Tipe, kumpulan dari trait.

- Hirarki kedua: Trait, kumpulan kegiatan, kumpulan respon yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan tertentu.

- Hirarki ketiga: Habitual Response, kebiasaan tingkah laku atau berfikir, kumpulan respon spesifik, respons yang berulang-ulang terjadi kalau individu menghadapi kondisi atau situasi yang sejenis.

- Hirarki terendah: Spesific Response, tingkah laku yang dapat diamati, yang berfungsi sebagai respon terhadap suatu kejadian.

Ada tiga dimensi kepribadian menurut Eysenk, yaitu Ekstraversion (E), Neuroticism (N), dan Psikoticism (P). Menurutnya nuerotisme dan psikotisme itu bukan sifat patologis. Tiga dimensi itu adalah bagian normal dari struktur kepribadian. Semuanya bersifat bipolar; Ektraversion - Introversion, Neuroticism - Emosional Stability, dan Psychoticism - Impulse Control. Dan orang yang memiliki skor tinggi pada tiga dimensi tersebut memiliki kecenderungan melakukan kriminalitas. Semua orang berada dalam rentangan bipolar itu mengikuti kurva normal, artinya sebagian besar orang berada ditengah-tengah polarisasi. Masing-masing dimensi saling bertentangan dan merupakan tipe dari kumpulan 9 trait, jadi semuanya ada 27 trait.

Selain menekankan pentingnya faktor-faktor genetik, Eysenck juga mendukung terapi perilaku, atau pengobatan perilaku abnormal sesuai dengan prinsip- prinsip teori belajar. Secara logikanya, jika tingkah laku itu diperoleh dari belajar, tingkah laku itu juga bisa dihilangkan dengan belajar. Eysenck memilih model terapi tingkah laku dalam mengubah tingkah laku maladaptif.

Eysenk juga meneliti perbandingan antara kembar identik (monozyzot) dan fraternal (dizygot). Hasilnya kembar identik lebih mirip kepribadiannya daripada kembar fraternal, bahkan ketika anak kembar identik tinggal bersama orangtua yang berbeda.

Penelitian tentang anak adopsi juga menunjukkan bahwa kepribadian mereka lebih mirip dengan orangtua biologisnya daripada orangtua adopsi mereka, walaupun mereka tidak mengenal orangtua biologis mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun