dulu kita pernah samasama
lamalama kau menjadi rabun, tuli, mati rasa
tapi lidahmu masih sangat lincah
seperti kakimu yang tak lelah mencari senang semata
aku hampir lupa rupamu tapi tidak lakumu
kau merenta dalam keluhankeluhan berkepanjangan
semakin uzur bersama gerutuangerutuan
kau ingin meraup cinta
padahal hatimu menebar dusta
kau mengharap kebaikan
padahal kau sendiri enggan berbuat baik
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!