Mohon tunggu...
KIKIE SEPTIYANA
KIKIE SEPTIYANA Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA

GUru IPA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 1.1. Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara CGP Angkatan 5

26 Mei 2022   12:14 Diperbarui: 26 Mei 2022   12:20 2036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan adalah wadah bagi generasi penerus bangsa dalam mewujudkan  tujuan hidup bangsa Indonesia. Pendidikan  memegang peran penting dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa dengan tetap mengutamakan nilai budaya bangsa dan berpegang teguh pada Pancasila. Pendidikanlah yang pada akhirnya akan menuntun jalan hidup generasi penerus bangsa untuk untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan diri sendiri dan orang lain secara meyeluruh tidak hanya untuk mencapai kecerdasan semata, tetapi juga tingkah laku/budi pekerti sebagai manusia yang beradab, merdeka lahir dan batin sehingga mempunyai cipta rasa dan karsa terhadap sesama.

Namun pada kenyataanya, pendidikan yang berlangsung di Indonesia ini belum sepenuhnya mewujudkan daripada tujuan pendidikan itu sendiri. Praktiknya, sebagian besar pendidikan di Indonesia masih bertujuan pada hasil belajar daripada proses belajar. Pendidik (guru) masih menuntut anak didiknya untuk menjadi apa yang pendidik inginkan.

Pendidik menuntut anak didik agar bisa memahami semua materi yang diajarrkan dengan baik tanpa memberikan ruang gerak kepada anak dirik untuk berekspresi dan berkreasi sesuai bakat dan minatnya dalam belajar, menyelesaikan semua yang diberikan dengan tepat waktu tanpa memahami kondisi yang dialami masing-masing anak didik, memaksa anak didik menjadi anak yang pintar dan berprestasi pada mata pelajaran yang dianggap sulit seperti matematika, fisika, kimia, biologi, dan masih banyak laiinya yang belum mencerminkan tugas utama sebagai pendidik yang sebenarnya. Pendidik sebenarnya adalah pendidik yang mampu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara.

Menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan adalah bahwa pendidikan diumpakan sebagai tempat persemaian benih. Ki Hajar Dewantara mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani. Anak didik bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari petani. Demikian sebaliknya, meskipun biji jagung itu disemai adalah bibit berkualitas baik namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta 'tangan dingin' petani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal. Oleh karenanya, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Melalui pemikiran Ki Hajar Dewantara tersebut hendaknya kita sebagai pendidik, haruslah mempunyai jiwa menuntun anak didik kita, bukan hanya terpaku terhadap hasil belajar melainkan lebih ke proses pembelajaran. Bairkan anak didik berekspresi sesuai bakat dan minatnya, mengembangkan potensi yang merka dimilik dengan baik, peran kita sebagai pendidik hanyalah memberikan tuntunan dan arahan agar anak didik tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya serta dapat menemukan kemerdekaanya dalam belajar.

Dengan demikian sangatlah penting sebagai pendidik menerapkan filosofi Ki Hajar Dewantara, seperti semboyan Ki Hajar Dewantara yang sangat melekat di dunia pendidikan Indonesia yaitu " Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani", yang berarti ketika pendidik berada didepan, pendidik haruslah memberikan contoh kepada anak didiknya termasuk dalam tingkah lakunya, seorang pendidik juga harus selalu menciptakan semangat untuk anak didiknya, dan harus bisa memberikan motivasi dan dorongan bagi anak didiknya agar merka dapat tumbuh dengan baik sesuai bakat, minat dan potensi yang dimilikinya. pendidik bukanlah menghardik, tetapi penuntun agar anak mencapai kemerdekaanya. Salam merdeka belajar!!!.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun