Mohon tunggu...
KIKI BAIHAQI
KIKI BAIHAQI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Politik UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Karya Tulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisa Film Bumi Manusia Menggunakan Perspektif Feminisme

28 Oktober 2023   20:20 Diperbarui: 28 Oktober 2023   20:27 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Film Bumi Manusia merupakan salah satu maha karya perfilman terbaik yang dimiliki seniman Indonesia, Bumi Manusia juga diadaptasi dari sebuah Buku Novel karya Pramoedya Ananta Toer dengan judul yang sama pula, Film ini disutradarai oleh sutradara yang sudah memiliki jam terbang yang tinggi dalam membuat sebuah film dalam negeri yaitu Hanung Bramantyo.

 Bumi Manusia dalam filmnya banyak menggambarkan situasi pada jaman kependudukan bangsa asing ( Belanda ) pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia, yang dimana diceritakan ada seorang anak muda lelaki pribumi yang bernama Minke, yang dimana mengejar cintanya untuk seorang putri keturunan Belanda dan Indonesia yang bernama Annelies Melema, perjalanan cinta Minke dan putri keturunan Belanda tersebut tidak berjalan dengan mulus, yang dimana pada akhirnya ibunda dari Annelies yang berketurunan dari pribumi yang bernama Nyai Ontosoroh, bersusah payah membantu kedua cinta Minke dan juga Annelies, permasalahan ini muncul tatkala pernikahan kedua manusia yang saling mencintai tersebut, dinyatakan tidak sah oleh pengadilan Belanda, yang pada saat masih berkuasa di Indonesia terutama tanah Jawa pada plot ini, semua semakin runyam ketika, kubu pribumi yang dipimpin oleh Nyai Ontosoroh, dan Minke harus kalah dihadapan hukum Belanda, juga mengharuskan Minke berpisah dengan Annelies, yang oleh pemerintah Belanda membuat keputusan Annelies harus pulang ke Belanda karena memiliki darah Belanda yang diwariskan dari bapaknya yaitu Mr. Herman Mellema.

 Bukan hanya menyuguhkan kisah cinta antara Pribumi dan juga putri campuran Belanda tersebut, dalam Film Bumi Manusia memperlihatkan bagaimana kejamnya dan kejinya kependudukan Belanda pada saat itu di tanah Jawa, salah satu yang disoriti dalam kasus ini ialah, ketidak setaraannya kaum perempuan Pribumi yang dikawinkan paksa oleh pihak Belanda kaya raya,tanpa pernikahan yang sah, dengan hanya diberikan Imbalan berupa uang ataupun beras seperti yang digambarkan pada film tersebut, nikah paksa tersebut dialami oleh kehidupan masa lalu Nyai Ontosoroh yang tanpa sepertujuan dirinya sendiri, dikawinkan oleh Mr. Herman Mellema yang beliau adalah seorang saudagar kaya dari Belanda. Mengapa banyak sekali parktik demikian, dikarenakan kaum perempuan pribumi dianggap sebagai rendahan oleh bangsa Belanda yang hanya pantas dijadikan budak pemuas hasrat birahi dan juga budak pesuruh dari bangsa kulit putih. Dalam alur film Bumi Manusia tidak hanya membela pernikanan Minke dan putrinya, Nyai Ontosoroh juga secara tidak langsung meminta keadilan dan kesetaraan akan dirinya, yang dahulu tidak ada kepastian pernikahan dan hukum yang sah, akn dirinya yang sudah dikawinkan paksa, dan juga harga dirinya tersebut hanya ditukarkan dengan uang ataupun beras dalam film tersebut.

Teori untuk menganalisa plot dalam film Bumi Manusia ini menggunakan teori Feminisme, apa itu tentang penjelasan Feminisme itu sendiri, gerakan ini muncul pada tahun 1980an akhir, yang bertujuan pada kesetaraan dan keadilan untuk kaum perempuan pada saat itu, Feminisme berlatar belakang atau lahir dikarenakan kebijakan politik hanya didominasi oleh maskulinitas dan jarang sekali memperhatikan hak seorang perempuan. Ada beberapa fokus dalam gerakan tersebut, yang dimana ada kesetaraaan dan keadilan kaum perempuan dalam bernegara yang meliputi ( hukum, bekerja, dan dimasyarakat ), ada juga penghapusan kekerasan bagi perempuan, dan hak berpolitik yang sama.

 Ada beberapa turunan atau pendekatan pada Feminisme ini, seperti salah satu yang dipakai untuk Analisa film Bumi Manusia merupakan pendekatan Feminisme Interseksional, mengapa mengambil pendekatan ini, dikarenakan pendekatan tersebut berfokus pada ketidaksetaraannya kaum perempuan karena memiliki latar belakang atau ras yang berbeda satu sama lain.

Analisa Bumi Manusia menggunakan gerakan Feminisme, mengapa dikatakan demikian, dalam film tersebut, ada beberapa plot adegan yang menarik yang disorot pada jaman penjajahan Belanda ditanah jawa, yang dimana adanya tumpang tindih ketidak setaraan antara kaum pribumi dan kaum kulit putih pada saat itu, Nyai Ontosoroh sendiri secara tidak langsung, menyoroti akan adanya penindasan oleh bangsa Belanda terhadap nasib kaum perempuan pribumi pada jaman tersebut, adanya perbedaan perlakuan, yang dimana bangsa kulit putih melihat bahwa praktik pergundikan sangat sah dimata mereka, walaupun itu sangat mencoreng kaum perempuan tanah jawa ( pribumi ). Nyai Ontosoroh meminta keadilan atas dirinya dan perempuan pribumi lainnya dimana hukum Belanda. Yang dilakukan oleh Nyai Ontosoroh bisa kita sambungkan kepada gerakan Feminisme, yang sama sama menuntut adanya kesetaraan dan kesejahteraan kaum hawa dimata hukum dan negara.

 Dalam kasus pembelaan dari Nyai Ontosoroh sendiri, menggunakan Pendekatan Interseksional ,karena berfokus pada ketidak setaraannya perempuan pribumi, dan perempuan kulit putih ( Belanda ), berbeda dengan perempuan kulit putih yang sangat terpelajar dan dihormati dimata hukum, perempuan pribumi dalam film ini digambarkan sebagai pemuas nafsu, dan budak pesuruh oleh bangsa Belanda yang menduduki tanah Jawa, seperti Nyai Ontosoroh dalam film tersebut meminta keadilan akan dirinya yang dijadikan praktik pergundikan oleh kaum kulit putih, dan juga ketidak setaraan gender perempuan kulit putih yang hanya boleh dinikahkan secara sah oleh kaum lelaki kaum Belanda juga, dalam permasalahan ini, seperti yang dirasakan Minke yang notabene kaum pribumi, dan Annelies yang campuran keturuan Belanda, dikatakan tidak sah pernikahan mereka karena, Annelies nikah bersama kaum pribumi, dan bukan kaum Belanda dari mempelai laki laki.

Praktik ketertindasan yang dilakukan kepada kaum perempuan sangat dilarang, hak kesetaraan wajib dimiliki oleh semua manusia, keadilan dimata hukum pun harus sama sama memimiliki rasa keadilan yang tidak pilih kasih, perempuan bukan hanya sebagai pasangan untuk laki laki, posisinya sebagai manusia juga harus diperhatikan, apalagi dalam partisipasinya dalam politik dalam suatu negara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun