Mohon tunggu...
Kiki Ambarizki
Kiki Ambarizki Mohon Tunggu... Lainnya - ♡

Done better than perfect, practice make perfect.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sebuah Noktah (18)

1 Juni 2023   19:00 Diperbarui: 1 Juni 2023   19:16 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kreasi Canva Kiki Ambarizki

Penerbangan berlalu, akhirnya mereka pekerja migran Indonesia telah sampai ke Bandara Kuala Lumpur-Malaysia dengan raut wajah yang bingung sebab harus mencari dimana agent yang akan menjemput mereka menuju ke hostel (Tempat tinggal yang disediakan pabrik). Sebelum mereka mencari dimana agentnya, mereka segera mencari dimana booth sim card Malaysia berada, dan akhirnya dapat menemukannya dengan harga yang tentunya paling terjangkau dan bisa digunakan setiap saat yakni U-Mobile kartu ini hampir sama dengan tri kalau di Indonesia, kartu murah sejuta umat. Hal ini kita lakukan sebagai penghematan awal, karena baru saja sampai dan mereka harus menghemat pengeluaran di 1 bulan pertama menjelang bekerja hingga sampai ke gajian. Setelah itu mereka langsung meminta untuk langsung dipasangkan, setelah selesai dengan aktivasi kartu, mereka melanjutkan perjalanan mengitari bandara untuk mencari agent / GA yang sudah dipersiapkan perusahaan untuk mengatur kami.

Mereka akhirnya berjumpa dengan seorang koko peranakan Chineese yang berwajah teduh dan menyambut kami dengan sopan, sapa saja Koko Lee beserta 2 perempuan yang bergaya tomboy dan 1nya muslimah yang terlihat lembut yakni Kak Zahra dan Kak Ayumi. Merekapun berkumpul dengan para agent, GA dan memulai perbincangan dengan bagaimana selama diperjalanan, apakah sudah memiliki sim card dan sebagainya. Sebelum akhirnya menaiki mobil yang mereka kendarai, kami diberikan roti dan minuman untuk mengganjal perut sebelum menuju ke sebuah kota berna Ipoh-Perak dengan menaiki bus.

Disepanjang jalan mereka semua hanya diam menikmati jalan dan perjalanan yang panjang sambil menyantap roti yang telah diberikan dan beberapa bekal yang dibawa dari Indonesia. Perjalanan cukup menyita waktu yang lama dan melelahkan, hingga akhirnya sampai dan harus pindah menggunakan mobil yang sudah disediakan. Rombongan dibagi menjadi 2 bagian untuk di tempatkan di Hostel yang berbeda yakni di Klebang Putra dan Klebang Restu, seperti biasa drama dimulai, tentu ada yang setuju dan tidak dan akhirnya memilih sesuai keinginannya agar tidak berpisah dengan teman-teman yang biasanya dekat di tempat pelatihan.

Rombongan Kayla bersama teman dari daerahnya desa, dan rombongan dari Kota bersama temannya juga. Kayla lagi-lagi dijadikan ketua di rumah hostel tersebut untuk mengatur ketertiban disana. Sesampainya di hostel mereka langsung dikumpulkan untuk membahas beberapa hal yang harus dijaga selama menempati tempat tersebut. Hostelnya seperti perumahan namun gayanya agak sedikit tua seperti rumah zaman dulu, lingkungannya hangat banyak burung berterbangan secara bebas di daerah hostel tersebut. Didalamnya terdapat 2 lantai dengan balkon yang nampak jarang dibuka dan digunakan, pagar dengan desain yang sudah tua namun nampak lingkungan yang asri dan hangat jika dirasa. Setelah selesai berkumpul dan diskusi mereka disuruh segera merapikan koper dan memasang kasur busa yang sudah tersedia.

Mereka mengambil kamar besar di atas yang berisi 6 orang dan sisanya di kamar bagian bawah yang berisi 2 orang, 3 kamar diatas sebelah kamar besar juga ditempati. Ranjangnya berbentuk 2 dengan pijakan dan terbuat dari besi. Kayla mengambil dibagian bawah karena takut jika jatuh bisa membahayakan. Memang Kayla cukup penakut dalam hal ini, baginya tidur dibagian atas tidak cukup nyaman karena lebih sering nempel di kasur daripada di lantai.

Semuanya cukup kelelahan dengan waktu perjalanan yang lama, tapi langsung segera merapikan semua ini. Belum juga geleleran untuk duduk, lagi-lagi Kayla sebagai ketua kena panggil untuk membeli makanan diluar serta membeli peralatan yang diperlukan untuk di rumah. Kayla dan Amanda akhirnya pergi bersama agent untuk mencari makanan.

Tidak ada yang merugikan ketika bisa mengeksplor banyak hal dan melihat banyak hal lebih dulu dari orang. Dengan Kayla menjadi ketua dia merasa diuntungkan dapat melihat kedai (warung) yang berada di Malaysia dan beberapa jajanan yang terpampang saat ada pasar malam, tidak hanya di Indonesia, ternyata pasar malam juga ada disini dengan keberanekaragaman produknya. Mulai dari nasi lemak, nasi ayam, lekor, teo ais, ais tembikai dan lain sebagainya. Hampir mirip dengan jajanan yang tersedia di Indonesia hanya saja mereka memiliki versi cita sara yang berbeda dan mungkin dari bahan yang berbeda juga karena memang rasanya tidak sama.

Jika di Indonesia sering menemui es paling enak di minum adalah tea jus, maka Malaysia juga punya ikoniknya sendiri dan bukan berbahan dasar dari minuman serbuk yakni teo es es yang benar-benar dari gula dan teh yang dalam negara kita disebut es teh manis dengan cita rasa khas masing-masing dengan tehnya dan bungkus esnya yang berbeda. Jika di Indonesia di cekek beserta plastiknya maka di Malaysia dengan adanya tali rapiah dan plastik yang berbentuk kotak pendek memudahkan pembeli membawanya kemana-mana karena bisa dijinjing. Tentu setiap negara memiliki keunikan dan cita rasa berbeda dalam setiap kulinernya.

Dan hal yang menjadi culture shock adalah ternyata Malaysia adalah negara yang memiliki percampuran gen paling banyak sepertinya, sebab dapat terlihat tidak hanya wajah orang Malaysia saja yang nampak terlihat, melainkan wajah India, Bangla, Nepal, dan lain sebagainya. Sebab setiap berjalan dari kedai yang satu ke kedai lainnya, wajah mereka berbeda-beda dan kemungkinan karena adanya terjalin kerjasama kerja yang mengakibatkan pekerja menikah dan tercampurlah dari satu negara dengan negara lain, atau pertemuan yang tidak sengaja dan lainnya. 

Berhubung kami tidak memiliki cukup banyak uang, maka yang kami beli hanyalah nasi ayam dan juga air mineral berukuran besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun