Jarak yang Ku Rindui
Seperti malam sebelum-sebelumnya yang sepi
Kini hidup kembali
Sapamu menukarkan seulas senyum di goresan pipi
Dering yang tidak biasanya ada
Mulai menyapa
Disebalik tawa bualan senja
Suara serak yang mulai berubah sayu,
Semakin rendah dan hampir mendekapku
Tertegun dan tersadar itu hanya suara yang sudah lama tak kutemui di malam itu
Walaupun bukan sebagai alasan utamanya
Tetap saja, rasa hati bahagia
Sebab, bukan sering aksara sampai ditelinga
Bertukar canda dan berbagai kisah
Yang aku suka darinya
Dia berjarak namun hanya setakat
Dia jauh namun utuh
Dia selalu bergulat dengan tawanya ketika dua suara mulai beradu
Jarak hanya perihal tempat dan waktu
Jika sudah saatnya, pasti akan bertemu
Kita hanya akan payah jika tak mahu berusaha
Jadi laksanakan saja, apa yang kita bisa.
Bumi, 13 November 2022
Kiki Ambarizki
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H