Mohon tunggu...
Kiki Ambarizki
Kiki Ambarizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - ♡

Done better than perfect, practice make perfect.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cerita Manis: Kompasiana Ruang Tumbuh dan Sembuh

23 Oktober 2022   20:36 Diperbarui: 23 Oktober 2022   20:45 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Blog yang sudah lama usang, mungkin dari 2019an, hanya sekedar log-in tapi enggan untuk menulis sepatah katapun. Karena, memang merasa kemampuan yang tidak mumpuni.

Menulis menurut diriku sendiri adalah sesuatu yang harus bisa dinikmati dengan baik, entah secara kata ataupun makna. Sebuah tulisan yang tidak mencipkan suatu pelajaran ataupun cerita yang menyenangkan menurutku hal yang membosankan.

Tapi itu dulu loh ya, 

Awal mula kembali karena seseorang yang entah dari antah berantah mana datang menemani. Orang asing yang meyakinkan bahwa menulis adalah hal yang bisa dipelajari lebih dalam lagi. Lantas kemudian terbesit mengenai blog ini, blog ini bermula dari Aku yang menceritakan tentang hobbyku yang menulis dan Dosenku sekaligus sepuh di Kompasiana menyarankan Aku untuk join di Kompasiana jika ingin menulis. Ya, Akupun mengikuti saran beliau, namun sekedar log-in.

Nah, si manusia antah berantah menjebloskanku lagi dalam menulis. Sesuatu yang sempat Ku yakini tidak akan berhasil untuk dijelajahi. Perlahan Ku mulai dengan cerita yang ingin dijadikan sebuah Novel dikemudian hari, namun setelah berpart-part dilalui ternyata ceritanya berantakan walaupun sudah dikondisikan dengan 1000 kata perhari.

Target ini dilakukan dengan si manusia antah berantah ini untuk sama-sama memberikan tantangan menulis setiap hari. Ternyata bosan juga menulis cerita saja, kemudian melihat Akun Kompasianer lainnya ternyata banyak juga manusia yang bersajak disini, melantunkan kata dengan sebuah kalimat kiasan yang bisa dinikmati, Aku menyukai sebuah sajak, namun selalu merasa sajak hanyalah bualan semata dan terlalu berlebihan mengungkapkan sebuah perasaan awalnya, ternyata setelah banyak Akun yang diperhatikan dan dipahami puisi bukan sekedar kata-kata anak layangan yang berlebihan, melainkan sebuah ungkapan yang memiliki ribuan makna dari sudut berbeda, kemudian Aku mengikutinya dan mulai menulis puisi dengan perbaharuan kata.

Banyak sekali yang bisa dipelajari disini, bukan sekedar bercerita dan mengungkapkan isi hati, bahkan sebuah opini bisa tersampaikan dengan mudahnya disini. 

Dari menulis Aku mulai bisa bertumbuh sedikit demi sedikit, entah dari budaya membacanya, menulisnya, ataupun kosa katanya. Selain tumbuh menulis juga menjadikan Kita sembuh, sembuh dari sebuah luka yang terpendam dan tak tersampaikan.

Kompasiana memberikan peluang untuk siapapun yang ingin kembali berjuang, entah untuk tumbuh ataupun sembuh kemudian dari runtuh jadi bangkit dan tidak kembali jatuh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun