Mohon tunggu...
kiki amalya
kiki amalya Mohon Tunggu... -

simple ladies :) komunikasi UPN VETERAN YOGYAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengacara saling Promosi Diri di ILC

8 Januari 2013   15:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:22 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

ILC merupakan Salah satu tayangan bergengsi yang ditayangkan tv one  dalam mengupas berbagai permasalahan yang ada didalam kancah politik. Acara yang dibawakan olehKarnie Ilyas ini banyak diikuti oleh masyarakat karena memang selalu mengungkap problematika teraktual. Acara ini memberikan sajian yang cukup membuat otak ikut berfikir kritis, karena setiap kasusnya akan dibahas dari berbagai sudut sehingga pemahaman kita terhadap kasus-kasus yang dibahas juga harus selaras.

Acara ini menghadirkan pengacara-pengacara dan orang-orang ahli dalam dunia politik ini. Perdebatan akan selalu terjadi ketika setiap pihak berusaha untuk saling membenarkan argumen mereka atas kasus yang dibahas. Argumen-argumen yang disajikan menjadi satu alur cerita yang akan mengungkanp segala sisi masalah yang didiskusikan tersebut.

Selain itu acara ini sempat disinggung oleh Bambang Widjojanto bahwa Indonesia Lawyers Club memungkinkan sebagai salah satu ajang promosi bagi para pengacara. Ungkapan itu diucapkannya secara langsung dihadapan Karnie Ilyas. Hal itu menurutnya sangat berdasar, karena kebanyakan pengacara yang ada dalam acara tersebut juga tak sedikit yang terlibat dengan isu-isu yang dibahas, sehingga secara otomatis setiap pendapatnya tidak akan objektif dan murni karena hal tersebut mungkin dapat terkait dengan isu dari kasus-kasus klien yang ditanganinya. Keharusannya untuk menjaga kepentingan kliennya menjadi salah satu pertimbangan mereka untuk menilai sebuah isu , sehingga pasti pendapatnya tentu akan lebih banyak dipengaruhi dengan hal-hal yang lebih cenderung relevan dengan dirinya.

Maka dari hal itu kita sebagai pemirsa setidaknya harus bisa lebih pintar membaca situasi agar dapat memahami perspektif mana yang memang pantas untuk dibenarkan, karena permainan kata terkadang justru dapat membuat kita bersanding dengan hal yang justru salah.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun