Right or wrong? Bener gak kalimat itu? Hubungan awalnya emang gak butuh materi, karena di awal cuman ada rasa saling menerima dan memahami. Semakin jauh rasa menerima dan memahami itu semakin berubah arti. Perubahan itu salah satunya karena materi, yang akhirnya menjadi “memahami bila menerima materi”. Mutlak materi itu jadi kebutuhan, tapi kalau mengatas namakan materi untuk segalanya itu salah besar. Keadaan emang selalu memojokkan kita dengan adanya “materi”, namun perlu kita sadari bahwa ada yang lebih mahal dari sebuah materi yaitu “kebahagiaan”. Bahagia itu abstrak, cuman kita yang bisa ngerasain dan gak bisa kita beli pake uang.
Materi dan kebahagiaan sebenernya berada pada titik yang sama, keduanya bakal kita rasain ketika itu berada pada titik yang seimbang. Bahagia tanpa materi itu mustahil, dan berlimpah materi tanpa kebahagiaan terasa lebih miris. Keduanya bisa kita raih dengan cara dan waktu yang tepat dengan orang yang tepat. Ketika kita telah menemukan orang yang tepat, maka kita telah menemukan kebahagiaan, dan kebahagiaan itu salah satunya perlu kita pertahanankan dengan cara memberi materi yang tepat pula . J
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H