Mohon tunggu...
kiki amaliapra
kiki amaliapra Mohon Tunggu... -

mahasiswi jurnalistik UPN VETERAN YOGYAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cantik itu Luka

3 Mei 2013   18:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:09 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel karya Eka Kurniawan dengan judul “Cantik itu Luka” benar-benar membuat saya terpukau sebagai perempuan. Jalan cerita yang begitu sulit untuk ditebak serta konflik yang kompleks membuat novel ini dapat menciptakan perspektif baru bagi pembaca mengenai betapa sulitnya menjadi seorang perempuan cantik. Eka, sang penulis berusaha menceritakan setiap detail babak kehidupan sang perempuan cantik dalam menghadapi semua kisah hidupnya. Perjuangan perempuan dalam kisah ini benar-benar terasa real, karena pada dasarnya semua kisah yang tertulis sepertinya memang terjadi dalam kehidupan para perempuan dari masa penjajahan hingga masa yang sudah merdeka seperti saat ini. Cerita yang tertulis dalam karya Eka ini,  membuat saya membuka mata dan sadar bahwa mungkin memang di sudut kehidupan kita yang lain ( yang mungkin tak terjangkau oleh mata kita ) saat ini masih banyak perempuan yang mengalami penindasan serta belum merasakan kemerdekaan pada diri mereka meski pada saat ini kita sudah berada negara yang merdeka. Banyak perempuan yang belum bisa merasakan kebebasannya. Pada dasarnya memang kisah ini memaparkan kisah perempuan secara keseluruhan , namun dalam kisah ini sang penulis ingin berusaha menginterpretasikan pikirannya dengan berfokus pada satu sudut yaitu perempuan cantik. Mungkin memang sebuah kecantikan bagi perempuan itu adalah anugerah. Karena tidak semua perempuan mendapat kelebihan itu. Dalam kenyataannya, banyak perempuan yang rela mempermak diri mereka habis-habisan hanya untuk sebuah kata “CANTIK”. Memang pada dasarnya cantik itu mutlak dibutuhkan oleh seluruh perempuan yang ada di muka bumi ini. Tidak ada seorang pun yang tidak ingin dirinya terlihat cantik, saya sendiri sebagai seorang perempuan juga merasakan hal yang sama yang juga membutuhkan sebuah kecantikan agar dapat terlihat sama dengan semua perempuan cantik lainnya. Cantik memang selalu menjadi hal yang dibutuhkan oleh seorang perempuan bahkan bagi seorang laki-laki. Tak ada laki-laki yang berharap ia mendapatkan jodohnya adalah seorang perempuan jelek, pastilah ia menginginkan perempuan cantik meskipun dia juga bukan seorang laki-laki ganteng sekalipun. Semua daya pikat itu berasal dari sebuah kecantikan. Namun di sudut lain, kecantikan kadang membuat sebuah malapetaka seperti yang dikisahkan dalam cerita ini. Tak jarang banyak kejadian yang negatif yang menyertai kehidupan para perempuan cantik. Seorang perempuan cantik akan selalu menarik semua perhatian, dan bahkan perhatian negatif sekalipun. Seperti kisah yang diceritakan dalam buku ini, seorang perempuan cantik bernama Putri Rengganis tak selamanya membuat kebahagiaan bagi orang-orang disekitarnya dan ternyata sebaliknya. Karena kecantikan dari Putri Rengganis dia membuat seluruh keluarganya sendiri berantakan, karena sang Ayah ternyata menyukai gadis yang menjadi anak kandungnya sendiri, dan Ibu kandungnya rela berniat membunuhnya hanya karna terbakar cemburu kepada dia yang merupakan anaknya juga hanya karna kecantian dari sang gadis tersebut. Bahkan disini diceritakan seluruh raja dan ksatria rela  berperang mengorbankan nyawanya sekalipun hanya untuk mendapatkan Putri Rengganis yang terkenal memiliki kecantikan yang begitu memukau. Seperti itulah sepenggal kisah mengenai malapetaka dari sebuah Kecantikan. Selain sepenggal kisah dari Putri Rengganis , Eka sang penulis juga menceritakan seorang perempuan yang sangat berkebalikan atau bisa kita katakan sangat jauh dari kata cantik. Buruk rupa mungkin sebutan paling pas untuk perempuan dari sisi lain kisah ini. Meski dengan wajah yang mungkin bukan menyerupai manusia ini, perempuan ini diberi nama dengan nama Cantik. Cantik ini merupakan gadis yang dilahirkan seorang perempuan cantik bernama Dewi Ayu yang merupakan seorang pelacur di masa penjajahan. Menjadi pelacur mungkin hal yang sama sekali tak pernah sedikitpun terkelebat dalam pikiran sang perempuan cantik ini, namun karena semuanya memang jalan dari garis kehidupan yang tertulis seperti itu , Dewi mencoba pasrah menjalani semua kehidupan pahitnya. Ia tak pernah menyesal menjadi seorang perempuan cantik meski ia hidup dalam kehidupan yang benar-benar membuatnya merasakan seperti ada di lingkaran kehidupan setan. Semua hal yang terjadi dalam hidupnya benar-benar lebih menyerupai hidup binatang, setan, iblis atau entah apalah ia menyebutnya. Hingga akhirnya ia mengandung dan melahirkan gadis yang ia beri nama Cantik tersebut. Cantik banyak dilaknat oleh para tetangganya. Bahkan mungkin semua orang karena parasnya yang benar-benar tak berwujud manusia itu. Semua kisah dari Putri Rengganis , Dewi Ayu serta si Cantik ini akan diceritakan lengkap dalam buku tersebut. Semua latar belakang kisah kehidupannya akan dibuka dalam perjalanan kisah dari cerita Cantik itu Luka, karena pada dasarnya semua kisah ini memang terjadi dan bermula dari kecantikan seorang perempuan. Tahap akhir dari kisah ini Sang penulis memang ingin mengisahkan bahwa Cantik atau Tidaknya seorang perempuan , ia pasti akan mendapatkan kebahagiaan pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Namun kapan datangnya kebahagiaan itu tidak ada yang tahu, yang perlu kita tahu dan kita sadari bahwa, kecantikan itu merupakan sebuah kemutlakan bagi perempuan, karena dengan kecantian itulah maka akan menjadi tolak ukur seberapa kuatkah seorang perempuan menghadapi tantangan dan masalah yang akan menghadangnya. Sehingga memang benar Cantik itu Luka. Sakit, sedih, kecewa itulah yang digambarkan sebagai Luka dari perjalanan hidup dari seorang perempuan yang mendapatkan anugerah sebuah KECANTIKAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun