Mohon tunggu...
Kiki fatmawati
Kiki fatmawati Mohon Tunggu... Guru - Aktivis Literasi

Aktivis Sosial - Fakir Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sisi Beda Pendidikan Singapura

15 September 2022   12:42 Diperbarui: 15 September 2022   14:50 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

by: Kiki Fatmawati, Siti Aisyah, Sonya Asokawati, Nita Nursal

Singapura yang dijuluki sebagai Negeri Singa ini memiliki tradisi makan di kaki lima, yang dijadikan sebagai warisan budaya oleh UNESCO. Hal menarik lainnya, sudahkah kalian tahu bahwa Singapura memiliki lagu kebangsaan yang ternyata diciptakan oleh orang Indonesia?. Namun kali ini pembahasan lebih lanjut bukanlah terkait apa saja sisi menarik dari negara ini. Melainkan sisi beda terkait Singapura sebagai Global Schoolhouse dalam bidang pendidikan. Beberapa tahun terakhir, tujuan dari sektor pendidikan dan pendidikan tinggi tidak hanya sekedar membangun kemampuan tenaga kerja lokal, tetapi mulai dijadikan sebagai sumber pendapatan oleh pemerintah. Saat ini, Singapura merupakan negara tujuan yang populer bagi siswa internasional.

Hal mendasar yang dilakukan oleh Singapura dalam bidang pendidikan yaitu sistem Pendidikan Dasar. Pendidikan Dasar ini merupakan tahap pertama dari sekolah dasar yang berlangsung selama empat tahun. Siswa akan mempelajari dasar bahasa Inggris sebagai bahasa ibu, bahasa inggris lalu kemudian bahasa melayu. Setelah melewati enam tahun pendidikan dasar, siswa harus mengikuti Primary School Leaving Examination (PSLE). 

Siswa di Singapura akan memilih sekolah menengah sesuai dengan hasil PSLE, prestasi, dan juga minat. Sekolah menengah dapat memilih sejumlah siswa berdasarkan bakat khusus mereka sebelum para siswa mengikuti PSLE. Lalu bagaimana jika ada siswa yang tidak lulus PSLE?. Tentu pemerintah telah memberikan solusi melalui Pendidikan Vokasi atau yang Indonesia kenal sebagai nama Sekolah Kejuruan. Program ini bertujuan untuk mengembangkan anak-anak yang memiliki bakat potensial dan memberikan mereka penekanan khusus pada tingkat berpikir tinggi dan pemikiran kreatif. 

Selain itu sisi beda lainnya yang lebih unik dari sistem pendidikan singapura ini terkait sistem berfikir nalar dan kritis, yang diterapkan dalam proses pembelajaran sejak dini yang diterapkan di Pendidikan Dasar. Pada pelajaran matematika saja contohnya siswa tidak hanya disuapi dengan satu rumus saja, melainkan banyak rumus dan cara lain dalam menyelsaikan satu soal. Sehingga siswa siberi arahan bagaimana menemukan solusi terbaik dari satu masalah yang nantinya dihadapi. Guru-guru di Singapura yang berkompeten dalam bidangnya menjadikan Singapura berhasil menjadi rujukan sistem pendidikan yang baik oleh negara lain. Salah satu negara yang berkunjung yaitu Australia. 

Hal ini juga didukung dengan fasilitas penggunaan gadget saat pembelajaran berlangsung. Gadget ini menjadi alat komunikasi interaktif antara guru dan siswa karena sistem yang terintegrasi. Gadget dimanfaatkan dalam penggunaan google chromebook misalnya. Pemanfaatan gadget dalam penggunaan sosial media facebook seperti kolom komentar facebook yang dimanfaatkan menjadi ajang interaksi oleh guru dan siswa untuk membahas topik pembelajaran.

Melihat sisi beda sistem pendidikan Singapura ditambah visi misi pemerintah Singapura sangat serius dalam mengontrol kualitas pendidikan. Tentu hal lainnya yakni budaya masyarakat yang sadar akan pentingnya pendidikan, semakin mendukung dalam membentuk sistem pendidikan negara ini menjadi baik. Jika kita membandingkan dengan sistem pendidikan Indonesia, memang harus diakui bahwa banyak pekerjaan rumah yang harus diperbaiki oleh pemerintah Indonesia. Tidak mudah memang, dengan jumlah penduduk dan luas wilayah yang besar pasti akan memberikan tantangan besar bagi pemerintah sendiri. Jadi apakah tertarik untuk melanjutkan studi di Negara Singa ini?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun