Mohon tunggu...
kiki esa perdana
kiki esa perdana Mohon Tunggu... Dosen - pemerhati komunikasi politik dan penggemar sepakbola

mengajar komunikasi pada beberapa universitas, menarik perhatian pada isu komunikasi politik dan budaya populer, penonton sepakbola, penyuka traveling dan pecinta liburan, tulisan tidak mewakili identitas atau organisasi apapun, manusia bebas

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Betapa Pelik dan Rumitnya Parung Panjang

7 Agustus 2024   11:21 Diperbarui: 8 Agustus 2024   22:02 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

point of view saya tulis disini adalah murni PoV diri sendiri, saya tidak mewakili masyarakat patung panjang, karena saya paham, pasti ada sebagian masyarakat yang merasakan untungnya dari fenomena pelik dan rumitnya parung panjang saat ini, dan jelasa, saya tidak mungkin mewakili mereka. 

saya tinggal di parung panjang sudah lebih dari 2 tahun, karena secara finansial kami belum cukup untuk beli rumah yang dekat lokasinya dengan kantor, harganya masih diatas kemampuan kami. Jalan parung panjang setau saya adalah jalan provinsi, menurut definisi resmi jalan provinsi adalah jalan yang menghubungan ibu kota provinsi dengan ibu kota kabupaten/kota, antar ibu kota kabupaten/kota, dan jalan strategi provinsi, karena parung panjang menghubungkan banten  dan jawa barat. dalam undang-undang Pengelola dan penanggung jawab jalan provinsi adalah gubernur atau pejabat lain yang ditunjuk. sedangkan tat lintasnya diatur dinas terkait, yaitu dinas perhubungan baik provinsi atau kabupaten setempat. 

saat ini seperti diketahui, parung panjang rusak parah, banyak UMKM pinggir jalan tutup, karena depan tempat mereka menjadi perlintasan truk besar tambang, fyi, galian tanah legal maupun ilegal marak di parung panjang, parung panjang menjadi sumber batu, pasir, untuk keperluan pembangunan, baik di jakarta atau daerah lain. jangan tanya korban, galian tanah legal sudah membuat wafat beberapa orang, karena tertimbun, dan tidak sesuai SOP dari pemerintah, karena memang tidak pernah terkontrol, untuk jalanan, menurut salah satu akun media sosial parung panjang, tahun kemarin korban jiwa mencapai 13 orang, yang paling miris adalah ada korban ibu dan anak kecil, tertindih truk tambang, meninggal di tempat, saat menjemput si anak sekolah :( 

secara psikologi, umumnya rasa peduli timbul dari kepekaan yang muncul di dalam diri kita. Kita juga harus belajar dari lingkungan sekitar kita, bagaimana cara orang di sekitar kita menanggapi situasi tertentu. Orang yang memiliki rasa peduli biasanya dapat merasakan perasaan orang lain. 

Membantu sesama.  hal ini membuat saya berpikir keras, rasa peduli dari pemerintah setempat kemana? camat sudah diganti karena tuntutan demo, bupati yang lama sudah dibui karena terkena pidana korupsi. saya juga heran dengan tingkah pemerintah provinsi,  karena tidak ada lanjutan perbaikan sama sekali walau itu sedikit. 

dari kegilaan ini semua ada yan lucu, 500 meter jalan menuju kantor polisi dan 500 m jalan menuju kecamatan, itu tanpa kerusakan sedikitpun, kalopun ada mungkin cuma 5% saja, sisanya mulus kaya pantat bayi, atau kaya pantat pengusaha tambang yang suka dijilatin oknum aparat..............  

saya sudah lelah, saya tidak mungkin lagi berharap parung panjang akan LAYAK untuk dihuni manusia, saya saat ini nabung saja, supaya bisa cepet kebeli rumah dan pindah dari parung panjang. karena di parung panjang, rasa peduli sudah hilang dari pemerintah, disini dibiarkan auto-pilot 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun