Mohon tunggu...
El Patrayudho
El Patrayudho Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk belajar

Melangkah terus untuk kembali

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mengenal Tradisi Halal Bihalal

8 Juni 2019   01:11 Diperbarui: 8 Juni 2019   01:17 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena halal bi halal dengan saling mengucapkan "minal aidin wal faidzin" di antara sesama umat merupakan tradisi yang hanya ada di Indonesia. Halal bi halal merupakan idiom yang datang dari kreasi Presiden RI pertama Bung karno dan KH. Wahab Chasbulloh , budaya seperti ini tidak ada di belahan dunia manapun selain di bumi nusantara.

Tradisi yang memang tidak pernah di ajarkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW secara syar'i namun secara prinsip, Islam mengajarkan kepada setiap umatnya untuk dapat saling memaafkan di antara saudara seagama maupun sesama manusia.

Begitu jeli dan cerdiknya Ir. Sukarno meramu suatu kreasi budaya yang seterusnya menjadi sebuah tradisi yang baik bagi seluruh lapisan masyarakat.Konon Bung Karno terinspirasi oleh timbulnya perpecahan politik diantara elit di masa 3 tahun pasca kemerdekaan bangsa Indonesia. 

Dengan melihat kondisi yang mengancam disintegrasi bangsa itu maka bung karno berinisiatif untuk menyatukan para elit dengan suatu konsep yang lebih dari sekedar pertemuan biasa. 

Sebenarnya dalam Islam sendiri sudah ada konsep silatuhrahim atau silaturahmi  namun Bung Karno menginginkan suatu istilah yang baru sehingga lahirlah idiom halal bi halal yang kita kenal sampai saat ini.

Momen hari raya Idul Fitri bisa kita jadikan sebagai perangkat atau alat bagi umat Islam khususnya untuk dapat saling memaafkan satu sama lain meskipun perbedaan pandangan atau pendapat tidak bisa kita hindarkan. 

Memberi atau meminta maaf merupakan kemampuan untuk memahami bahwa kebenaran yang kita pahami sebagai kebenaran bukanlah suatu kebenaran mutlak, dan kesalahan yang dilakukan pihak lain terhadap kita juga bukan merupakan kesalahan absolut yang tidak memiliki ruang untuk di maafkan. 

Kesadaran bahwa setiap manusia tidaklah sempurna akan memberi output kepada setiap individu maupun kelompok untuk menyadari bahwa kita sebagai manusia tidak luput dari berbuat salah dan melampaui batas kepada saudara, kerabat bahkan kepada orang-orang yang bersebrangan dengan kita.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H

Wassalam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun