Mohon tunggu...
H Nana Suryana drs
H Nana Suryana drs Mohon Tunggu... Editor - Penulis Freelance pemerhati masalah sosial ekonomi

Telco Employee, Penulis freelance, fesbuker, twitter, kompasianer, Blogger http://NanaSuryana.Com...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahaya Islamophobia Runtuhkan Keharmonisan Rusak Citra Islam (Bagian 2)

5 November 2021   06:46 Diperbarui: 5 November 2021   07:48 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ancaman Islamophobia

Namun demikian untuk mewujudkan kerukunan dan persatuan yang diharapkan bagi seluruh bangsa Indonesia kerap mengalami gangguan. Salah satu penyebabnya masih tersimpan rasa kekhawatiran munculnya gangguan-gangguan  radikalisme terhadap agama tertentu, terutama Islam. Kekhawatiran atau ketakutan itu tidak hanya menimpa yang berlainan agama, namun juga terhadap pemeluk agama yang sama. Kondisi yang kita kenal dengan Islamophobia itu efeknya memang sangat mengacam keharmonisan, selain merugikan citra Islam itu sendiri.

Berbagai upaya kriminalisasi dan upaya penekanan yang menyudutkan para tokoh agama atau para ulama merupakan salah satu bukti bahwa Islamophobia memang masih tumbuh subur di Indonesia.

Tindakan dan penilaian seperti itu jelas keliru. Mungkin saja karena kurangnya referensi tentang Islam. Atau bahkan minimnya pengetahuan kesejarahan. Mereka kurang mengetahui betapa besar pengorbanan dan keterlibatan ulama serta umat Islam dalam perjuangan Indonesia.

Menurut Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid,  bahwa ketidaktahuan terhadap sejarah perjuangan para tokoh Islam perlu diangkat ke permukaan. Peran dan jasa para ulama pada NKRI harus segera diluruskan. Sebab jika dibiarkan akan semakin berbahaya. Akan menjadi semacam bara dalam sekam.

Sejumlah serangan yang terjadi di beberapa negara menjadikan Islam sebagai kambing hitam. Hal ini pun mendapatkan respons dari negara-negara Islam serta ulama-ulama besar. Salah satunya Imam besar yang juga ulama paling senior di Al-Azhar Sheikh Ahmed Al-Tayyeb, yang meminta agar setiap orang berhenti menggambarkan terorisme sebagai Islam.

"Setiap orang harus segera berhenti menggunakan deskripsi itu (terorisme sebagai Islam) karena itu menyakiti perasaan Muslim di seluruh dunia, dan itu adalah deskripsi yang bertentangan dengan kebenaran yang diketahui semua orang," kata Sheikh Ahmed Al-Thayyeb.

Respon serupa disampaikan juga oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang mengajak umat Islam untuk melawan pandangan dunia barat yang menggeneralisasi Islam dengan negatif. Ia menyarankan salah satu cara melawan pandangan negatif itu dengan memperkenalkan ajaran Islam sesungguhnya yang rahmatan lil-alamin. Menurutnya, sumber utama kebencian dunia Barat terhadap Islam adalah ketidaktahuan atau ketidakpahaman terhadap Islam.

Cara pandang yang selalu mengeneralisasi dan negatif, menurut Ma'ruf, harus dilawan. Namun disaat yang sama umat juga perlu introspeksi.

Islamophobia sebagai ketakutan irrasional

Menurut etimologis Islamophobia terdiri dari kata Islam & Phobia. Menurut College Dictionary, phobia merupakan rasa takut yang tidak memiliki referensi, tidak masuk akal atas sebuah objek, tingkah laku, atau pada kejadian tertentu, yang memotivasi individu untuk menghindar atau takut pada situsi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun