Mohon tunggu...
sumardi
sumardi Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menulis dan mengamati masalah politik dan hukum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tuhan Suka Kemewahan?

28 Mei 2017   01:41 Diperbarui: 28 Mei 2017   02:02 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengapa kita suka berpoya-poya dan bergaya hidup mewah ?

Semua manusia cenderung mencintai harta dan kemewahan dunia. Dengan harta semua urusan  teratasi tanpa ada kesulitan. Yang sakit bisa diobati dengan harta, dari rumah sakit termahal hingga sampai ke luar negeri. Yang sedih bisa gembira dan berhibur menggunakan harta hingga berlibur ke luar negeri, ada juga tamasya sambil beribadah ke tanah suci Mekah.

Bagi yang miskin bila sakit susah sembuh karena tidak memiliki harta, rumah sakit mahal dan tidak ada yang terima orang berobat dengan gratis. Sebagai missal si Fulan seorang miskin dengan anak yang memiliki bibir sumbing. Selama hidupnya si anak akan mengalami sumbing dibibir karena tidak ada upaya untuk mengoperasikannya. Semua terbentur biaya,  karena tidak memiliki harta benda. Memang ada sebagian orang miskin bisa operasi bibir sumbing oleh bantuan orang lain, baik peduli kasih atau pertolongan murni para dermawan. Tapi itu semua juga membutuhkan biaya dalam melakukan operasi, biaya tersebut juga berwujud harta benda.

Sekilas diatas menandakan Tuhan itu sangat mencintai orang yang kaya, penuh harta dan kemewahan. Siapapun mereka terlepas dari agama, ras, gender atau perbedaan warna kulit tanpa kecuali. Orang kaya akan tetap dicintai Tuhan sampai kapanpun, meskipun Tuhan berfirman bagi yang melupakan –Nya (ingkar) sebagian akan dibukakan baginya pintu kesenangan seluas-luasnya.

Apakah Tuhan juga cinta kemewahan ?

Bayangkan berapa ribu masjid didunia ini berdiri dengan kokoh atas izin dan perlindungan-Nya. Dimana masjid tersebut berdiri dengan kemegahan yang luar biasa, rehap tiap zaman berubah agar pola masjid tampak kokoh dan megah. Orang berbondong-bondong datang memberi sodakoh , infaq terhadap pembangunan masjid. Berusaha  namanya tertera paling atas agar setiap orang bisa membaca dan melihat dengan jelas. Disini jelas kita lihat betapa kemegahan Tuhan luar biasa, kekayaan dan kemewahan yang tiada bandingnya. Terlihat dimana-mana rumah-Nya selalu bermegahan, ini tandanya Tuhan juga suka bermegahan.

Tapi apakah pernah kita lihat orang yang miskin dan kelaparan ?

Pastinya masih banyak, cuma kita tidak bisa melihat dengan jelas dan meneliti satu persatu dari mereka. Lalu siapa yang bisa mengetahui dengan pasti keadaan merka? Tentu Tuhan! Tapi mengapa Tuhan justru mempermegahkan diri-Nya dengan membangun masjid-masjid mewah? Atau adakah penistaan tentang rejeki bagi simiskin dibanding memperlihatkan kemegahan rumah-Nya. Mengapa harta itu tidak diberikan kepada simiskin saja agar bisa makan seperti orang lain dengan layak?

Inilah rahasia hidup yang perlu kita renungkan bersama antara hamba dan kholiq, siapa yang lebih mengutamakan kemewahan harta yang fana ini.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun