“Alhamdulillah”. Akhirnya tugas 2 dapat diselesaikan juga.Sebenarnya sebagai sebagai seorang guru harusnya menulis itu sudah menjadi kebiasaan , namun bagi saya menulis itu masih agak sulit dikarenakan banyaknya tugas sekolah,apalagi sekarang ditambah tugas operator sekolah,belum lagi urusan keluarga..tapi saya berusaha untuk dapat memenuhi tugas Diklat Online.
Karena sekarang banyak kasus korupsi dan sangat disayangkan oknum yang melakukan korupsi adalah orang yang berpendidikan dan mungkin sebagai ahli dalam perhitungan , jadi saya sebagai seorang guru matematika coba mengangkat tulisan yang menghubungkan matematika dan korupsi.
Seorang guru merupakan pilar yang penting dalam menciptakan atau membentuk karakter manusia khususnya anak didik.Sebagai seorang guru yang sudah cukup lama dalam dunia pendidikan dan berpindah-pindah dari sekolah yang satu ke sekolah yang lain , saya sudah merasakan suka duka menjadi seorang guru.Suatu hal yang sangat penting dan selalu ada dibenak seorang guru yaitu beban tanggung jawab yang besar untuk membuat anak didik berhasil, Alangkah bahagianya seorang guru apabila melihat anak muridnya sudah berguna dimasyarakat ataupun telah memegang jabatan penting dalam pemerintahan tetapi seorang guru akan kecewa apabila anak muridnya tidak berhasil dan kurang terlihat perannya dimasyarakat, akan timbul pertanyaan dihati seorang guru, kenapa anak muridnya gagal? Apakah pendidikannya tidak selesai karena kekurangan biaya? Apakah faktor keluarga tidak mendukung?Apakah faktor lingkungan mempengaruhi kehidupannya? Pertanyaan pertanyaan tersebut merupakan upaya menganalis kegagalan output pendidikan.
Suatu hal yang ironi apabila seorang siswa yang telah berhasil dan memegang jabatan penting dalam pemerintahan kemudian menjadi seorang koruptor, Apakah hal ini merupakan suatu kegagalan pendidikan? Menurut saya masalah ini terjadi karena:
1.Kurang jujur dan Ikhlas dalam bekerja
2.Seorang jadi koruptor karena memiliki kesempatan untuk korupsi
3.Kurangnya pengawasan dari atasannya
4.Nilai moral dan agama yang kurang baik
5.Korupsi sudah menjadi kebiasaan dan ada disetiap instansi pemerintahan
(tersistematis)
6.Hukuman untuk seorang koruptor terlalu ringan tidak membuat efek jera, bagi yang melakukan korupsi dan yang baru mau melakukan korupsi
7.Pendidikan dini tentang korupsi baru dimulai
8.Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
9.Sangsi sosial bagi seorang koruptor tidak ada
10.Tidak memiliki kecerdasan emosi yang mampu membedakan hal yang baik dan buruk.
Menurut saya siswa yang memiliki karakter yang baik dan memahami filsafat matematika pasti tidak ingin melakukan korupsi..pada awal pembelajaran saya selalu memberikan apersepsi tentang matematika...yaitu matematika adalah ilmu yang menganut nilai kebenaran, ilmu yang yang kita peroleh dengan cara berpikir dengan nilai logika yang benar. Jadi dengan matematika kita jalani hidup dengan benar.. “saya bertanya kepada siswa : siapa yang tau angka nol?” Kita tahu angka nol itu tidak ada artinya, tidak ada nilai..tapi angka nol itu mempunyai nilai filsafat yang sangat tinggi..yaitu Manusia berawal dari satu ketiadaan, lalu terlahir,tumbuh,tua dan kembali menjadi tiada..Ibarat angka nol. angka 1 menunjukkan eksistensi Tuhan.. angka nol didepan angka 1 tidaklah berarti.. tapi angka nol dibelakang angka 1sangat bernilai..
10 = sepuluh
100 = seratus
1000 = seribu
10.000 = sepuluh ribu
100.000 = seratus ribu
dst
1000.000.000.000 = 1triliun...sangatlah banyak..
... “hidup ini hanya menghitung angka-angka”
Hidup kita sesungguhnya tidak punya makna jika kita mengorientasikan segala perbuatan kita selain kepada Tuhan ..sama dengan nilai nol tadi didepan satu tidaklah bernilai...Untuk jabatan ,kekuasaan,gelar,wanita atau pria yang kita cintai adalah kenihilan kecuali sang pencipta...jadi hiduplah dengan ikhlas,bekerja dengan jujur dan ikhlas,belajar dengan ikhlas, jadi setelah berhasil jadilah orang yang jujur dan ikhlas..janganlah menimbun harta dengan cara mengambil hak orang lain alias Korupsi...
Ternyata dalam matematika tidak hanya belajar menghitung dan menghitung. Tapi di
balik teorema-teorema yang memusingkan memiliki makna unik dalam kehidupan.
+*+=+
, mengandung makna “jika ada suatu kebenaran dan kita katakan benar maka kita
adalah golongan orang-orang yang benar”
+ * – = – , mengandung makna “jika ada sebuah kebenaran dan kita mengatakannya
salah maka kita merupakan golongan orang yang salah” dan sebaliknya……
- * + = – , apa artinya ” sesuatu yang salah kita katakan benar kitapun menjadi orang
yang salah”
- * – = +, mengandung arti ” sesuatu yang salah kita katakan salah maka insya Allah
kita termasuk golongan orang-orang yang berjalan di atas kebenaran”
Itu beberapa contoh penanaman sikap antikorupsi melalui pelajaran matematika
dari jejang SD, SMP dan SMA. Dalam bentuk pemecahan masalah, mengilhami
karakter dari tokoh-tokoh sejarah matematika, dalam bentuk pembelajaran
matematika bertema korupsi maupun pemaknaan konsep matematika.
Djulkifly Pulukadang
No urut 59
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H