Mohon tunggu...
KIDUNG NAWANG
KIDUNG NAWANG Mohon Tunggu... Administrasi - kehidupan penuh dengan cerita

Hidup penuh perjuangan lagi ga mau jadi pengangguran.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

LGBT= Tidak Belajar Sejarah

23 Februari 2016   11:41 Diperbarui: 23 Februari 2016   16:18 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini sekarang menjadi sesuatu yang sangah ramai dibicarakan, walu sebenarnya mungkin tabu dan mungkin pula ada yang berpikir bahwa memang sekarang adalah saat yang tepat untuk membahas ini semua.

Teringat zaman Nabi Luth AS, dengan umatnya di negeri Sodom dan Gomorah. Negeri yang makmur tetapi terkena Azab dari Allah SWT, kenapa negeri yang makmur tersebut dikenakan azab ? Ya negeri tersebut terkena azab karena perilaku dari penduduknya yang menyimpang dari ajaran Sang Pencipta dan membangkang terhadap Rasul-Nya Luth AS. Kehidupan percintaan sesama jenis berlaku dan sah dilakukan di negeri tersebut. Negeri yang kaya dan makmur tersebut di hilangkan oleh Sang Pencipta dalam sekejap hilang dari peta dunia sampai saat ini.

Sangat ironi sekali memang hal tersebut, apabila negeri tersebut masih ada pun walau negeri tersebut kaya mungkin akan menjadi mala petaka bagi umat manusia, karena percintaan sesama jenis jelas tidak akan pernah menghasilkan apapun. Sekarang dunia sedang ramai sekali membicarakan tentang LGBT (lesbian, gay, bisex dan transgender) apabila kita renungkan hal tersebut adalah sebagai pengulangan sejarah masa lampau, manusia diciptakan dengan akal dan pikiran bukan bermaksud untuk merendahkan kaum LGBT akan tetapi apakah manusia zaman sekarang yang mengaku berpendidikan dan lebih beradab dari manusia zaman perunggu tersebut ingin kembali mengulang kesalahan umat Nabi Luth AS.

"Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik." (Qs. An Nahl (16) : 72)

“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya. ‘Mengapa kalian mengerjakan perbuatan fahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kalian? ‘Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kalian ini adalah kaum yang melampui batas” (Qs. Al-A’raf : 80-81)

Kembalilah ke jalur yang telah ditentukan oleh Allah SWT, tinggalkanlah segala sesuatu yang memang dapat membuatmu rugi, LGBT hanya akan membuat penyakit dalam diri. Apabila Anda terkena penyakit yang diakibatkan oleh penyimpangan siapa yang akan merugi ? apakah teman-teman anda sesama kaum LGBT akan merugi ? Apabila anda terkena penyakit karena LGBT siapa yang akan menemani anda ? mungkin yang akan menemani anda adalah orang tua anda, mungkin merekalah yang akan membantu anda ketika anda terkena penyakit, apakah anda tega melihat orang tua anda yang sudah sedari kecil mengurus anda, dan kini harus kembali mengurus anda yang sedang terkena penyakit karena LGBT, apakah anda tega melihat orang tua anda tersebut tertular penyakit karena perbuatan anda? Mungkin sekarang anda anda sekalian kaum LGBT sedang memperjuangkan hak anda, tetapi apakah anda sekalian ingat akan kewajiban anda sebagai seorang anak untuk dapat membahagiakan orang tua yang sudah melahirkan anda dan membesarkan anda ?

Bahagiakanlah Orang Tua anda dengan perilaku anda yang tidak menyimpang, biarkanlah negeri negeri yang sudah melegalkan pernikahan sesama jenis anda jangan terlalu bernapsu menjadikan Indonesia untuk melegalkan pernikahan sesama jenis, jelas kami disini akan menentangnya karena ini semua demi kalian semua demi masa depan kalian, demi kebahagian seluruh rakyat indonesia. Apabila kalian masih mau untuk berusaha untuk melegalkan pernikahan sesama jenis mungkin kalian salah tempat, karena negeri itu bukan Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun