Debur ombak beradu teriring lembayung jingga hinggap mengadu dalam bentang bahtera maya nyata berpadu buai angin sejuk.. hangat.. panas..menyatu syahdu...
Bumi tumbuh merangkak maju tertinggal jejak para pendahulu berjuta kisah saling menyatu jatuh-bangun,remuk-redam,bangkit-tidur.. semua pilu
Tiada aksara meragu tak ada kalimat sesal dalam kalbu segala yang hidup dan tumbuh.. tak selalu ditanam Badai, angin dan hujan hanya bagian dari cobaan
Kidung dinyanyikan dalam sunyi berteman gelap sepi pagi siang sore malam hari namun iramanya melangkah pasti ilalangpun ikut menari.. sambil melambai bulan sendiri...
Se-lontar mantra kudendang maju meski tak yakin namun tak ragu bahwa bulan bisa bercermin.. tanpa menopang dagu pada air susu yang mengalir.. lantunkan sebuah lagu
Berkata sahabat pujangga... kasidah itu aturannya tak boleh didengar telinga agar daun-daun rahasia semakin memancarkan pesona...
Baru saja dawai kupetik... terdengar lembut bisik saran untukku agar aku mengucap... terima kasih kepada gelap....
..............................
Kidung Sableng berbisik
*Di adopsi dari puisi D,Zawawi Imran*