Cahaya fajar datang menghampiri malam sinarnya menembus kisi-kisi sempit jendela ruang tetanda tiba akhir impian semalam memberi jeda mentari tuk kembali menapak, bangunkanku dari panjangnya malam... hening sunyi berlalu sudah seiring pagi datang menyambut hari baru menyiratkan cahaya mentari bersinar bersama bayu menyapa hangat bak pelukan bunda diam dan kebekuanpun berakhir sudah seiring riang kicau pipit menyambut kudapati parasnya terpuas cerah bias mentari memendar keemasan, memancarkan ceria paras nan lembut selembut tutur sapa kau sebut pada buaian indahnya pagi dan, pucuk-pucuk pinuspun menari penuh kemesraan... kala camar memanggil... masih kudapati pendar keemasanmu hingga merpatiku kembali dalam gigil sampaikan pesan temaram senja kembali kelabu serasa kelam... mulai menyelimuti malam... rembulan mengalir... larungkan surya hadirkan bintang-bintang, dalam kesendirian malamku, kau senantiasa hadir dalam indahnya mimpiku... memberi goresan warna bunga tidurku... Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta Hanya dengan cinta yang indah... kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan. {kutipan: Khalil Gibran} Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan... yang menjadikannya tiada...{kutipan: Khalil Gibran} .......................................
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H