Mohon tunggu...
Kidung Sableng
Kidung Sableng Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang biasa-\r\nbiasa saja, karena tidak memiliki sesuatu yang luar biasa.... dan masih belajar membiasakan diri agar terbiasa dengan segala hal diluar kebiasaan...\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jemari Meradang (Kata Maaf Untuk Rembulan)

17 Februari 2011   09:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:31 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12979345951750834980

Malam yang biasa kulalui khusyuk dalam damai... terusik rancau jemariku meradang, jemariku mengerang... merancau kicau aksara tanpa nada, tanpa irama, tanpa makna... menyemai aksara menjadi kata, kata bertunas kalimat, kalimat menyuburkan paragraf, paragaraf membentuk dahan bercabang ranting,... rantingpun berbuah... sesal...

Jemariku meradang... berkaca-mata kuda membabi buta tak tentu arah menghantam segala... bulanpun terusik... tak kusangka jemariku menyentuh sinar lembutnya... Rembulanku berembun... embunnya menetes pilu, bercampur darah.. jatuh ke tanah... merah... Rembulanku menatapku kelu, menyapaku sendu, dalam syahdu pandangnya akupun pilu,,,,

sejatinya... jemariku mengerang, meradang, menerjang... aku... tersenyum, terbahak, mencibir, mencela, menasehati... aku... menggores, menggambar, melukiskan.... aku... bukan, engkau wahai rembulan hatiku yang menyinari indah malam-malamku...

Rembulanku... hapuslah embun dalam indah sorot tatapmu... terangilah malamku dengan sinarmu tanpa tersekat embun menetes pilu... tak kuasa ku hapus sesal dalam kalbuku yang mengalir asam rintik embunmu... tetes embunmu jatuh tepat di lukaku... bak air garam membasuh sayatan luka baru...

Tersenyumlah wahai dikau Rembulan... terangi malam dengan cahaya baru mu agar bintang-bintang berpendar kilau... agar sesalku terhapus indah pancar lembut sinarmu...

Tersenyumlah... wahai engkau Rembulan dalam hatiku.... Kukirim untaian kata tak bertuah terbungkus sesal ini... kepadamu, sebagai panduku... mengetuk pintu maaf....mu...

.......o0o.......

......Kata Maafku Untuk Rembulan, Kidung Sableng.....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun