Mohon tunggu...
Kidung Sableng
Kidung Sableng Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang biasa-\r\nbiasa saja, karena tidak memiliki sesuatu yang luar biasa.... dan masih belajar membiasakan diri agar terbiasa dengan segala hal diluar kebiasaan...\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

... Andai........

10 Februari 2011   09:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:43 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah mengapa...tak mampu kulukis wajah sang rembulan yang hadir dihadapku begitu rupawan datang dalam senyum terbalut penat bersama awan tak kuasa kupandang..paras keibuannya sangat menawan... Violin luka terpetik harmoni dalam jemarimu guratan duka tergambar indah dengan penamu duduk menepi sandarkan hati menatap bintangmu nyatalah kekuatan dan kedewasaan jiwamu Aku tak ingin rembulan menangis diserambi malam mengenang silhouette masa kelam munguak tabir suram pada malam-malam menggali luka yang t'lah tertanam semakin dalam Yaachh.. engkau rembulan dalam hatiku.... maka tak kuasa kugurat dalam aksara sederhanaku dalam kanvas-kanvas duka pengembaraanku sinaran aura kasihmu terlalu berarti buatku... Untaian nada coba kutuang dalam cawan indah hatimu tetap tak kuasa kumainkan lagu syahdu lentik jarimu genggam erat jantungku lembut tutur katamu bungkam jiwaku Rambutmu yang hitam panjang luruh kebahu sayu matamu lembut menatap hampa namun tak ragu merekah bibir merah menahan duka dengan teguh halus bening kanvasmu tak terkoyak luka masa lalu Impian coba kau jadikan nyata dengan semangat membara tergurat garis hitam tebal diatas mata sayu teduh telaga tetanda keteguhan hati menjaga jiwa raga mengangkat derajat barisan kaum hawa Tapi tetap tak kuasa ku melukismu... saat cadas berteman padas, bunga karang pandang haru aku tak ingin rembulanku padam dan jatuh layu cintamu telah menawan sang bayu.... Andaisaja aku mampu... melukiskanmu wahai sang rembulan syahdu... memberi warna dalam kanvas hatimu memberi arti dalam garis takdirmu...

.........o0o.............

....teruntuk sahabat  yang tegar dalam menghadapi cobaan hidupnya....

.....jangan pernah padam....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun