Mohon tunggu...
Kidung Sableng
Kidung Sableng Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang biasa-\r\nbiasa saja, karena tidak memiliki sesuatu yang luar biasa.... dan masih belajar membiasakan diri agar terbiasa dengan segala hal diluar kebiasaan...\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kidung Jiwa

23 November 2010   07:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:22 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1290497404935789185

Mantra-mantra kudendangkan agar padam dari ujung bibir mengering.... kutahan agar tak membelah malam agar jeritan hati tak sampai terdengar ber iring Sapuan rembulan emas  pun kutepiskan bintang-bintang malam kupandang suram nyanyian alam tak kuhiraukan demi terjaga mantra dan harapan Nyatanya malam tak berkenan... bintangpun berkata enggan jeritan hati tak mampu kutahan sayatan kalbu serasa merajam badan Jiwaku melayang-layang terbawa bayu ke awang-awang suaraku meraung-raung bak anak harimau kehilangan inang amarahku menjadi-jadi layaknya api membakar ilalang semangatku berapi-api laksana gelombang siap menerjang tubuhku bergetar keras, terkaram tanpa sauh... hatiku bergemuruh riuh membuncah jiwa luluh mata menyala-nyala bathin meronta-ronta dalam hening kudendangkan mantraku dalam gundah kupasrahkan roh dan ragaku dalam galau ku asah mata hatiku dalam 2/3 malam ku tak kuasa menahan jerit nyanyian jiwaku ...... Kidung Sableng sampaikan jiwa .........

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun