Senja memerah di cakrawala
Memberi warna jingga, merah keemasan seakan membara,
Terlihat anggun, indah menapaki kaki langit
Menggoda mata-mata kelana terkagum sembari menahan sakit dan jerit
Kaulah senjaku..
Yang begitu memberi warna sketsa alamku
Memberi hangat dalam relung kalbuku
Kala hati dilanda sendu dan pilu yang menderu..
Kau bukan hanya senjaku dibatas langit,
Kau hadir bak mata air dalam tandusnya gunung,
Pada setiap bebatuan terjal yang kutapaki meraih langit
Dalam setiap hembus nafasku menandai tanah basah dengan jejakku..
Dan ketika kau menjadi jingga,
Dingin tubuh terbalut kabutpun tak pernah terasa menyiksa..
Kau rangkul aku, beri kehangatan selaksa cinta
Hanya dengan memandangmu, yaa.. seperti hanya dengan senyummu semua tercipta..
Begitu juga ketika kau menjelma mata air,,
kau sirami raga dan jiwa ini dengan lembut parasmu
Kau retas dahagaku menggapai cita ini, hingga kita temukan bahtera yang kita inginkan
Kembali kau tersenyum dan semua seakan terwujudkan..
Begitu banyaknya anugerah Yang Kuasa padamu..
Senja, jingga, merah, hangat, sejuk dan senyum bidadarimu,
Membuat aku yang hanya ilalang diantara luasnya savanah,,
dan tingginya gunung-gunung menjulang, di bawah langit yg bertaburan kerlip bintang..
Hanya mampu sebagai penanda jejak dan pijakan langkah para pejalan..
Tetaplah menjadi senjaku dengan hangat siluet merah jingga ...
Sesejuk mata air yang tak pernah mendatangkan air bah...
Setenang parasmu yang membuat lidahku kelu...
Sehangat senyummu yang mampu meredam amarahku menjadi bisu...
Ketika kau kembali jauh dariku,
Akupun kembali bersiap menata hati..
Membaca dan belajar lagi memaknai dirimu
Saat dimana aku seperti tak mengenalimu lagi..
Laksana pagi yang tak pernah bertemu dan mengenal senja...