Salah satu kajian penting berjudul An Exploratory Analysis of Factors Affecting Homicide Investigations: Examining the Dynamics of Murder Clearance Rates Studi yang dilakukan tim FBI ni menggunakan data dari 55 departemen kepolisian kota besar untuk memeriksa praktik penegakan hukum di sejumlah bidang, termasuk prosedur investigasi, metode analisis, dan demografi populasi.
Para peneliti berharap ini akan membantu mereka membuat beberapa kesimpulan mengapa kasus pembunuhan menjadi lebih sulit untuk diungkap.
Temuan lain yang perlu diperhatikan adalah, tidak mengherankan, liputan media bisa menjadi pedang bermata dua. Ini dapat memusatkan perhatian pada kasus tertentu tetapi juga membanjiri kepolisian setempat dengan begitu banyak panggilan telepon mengenai dugaan petunjuk sehingga petunjuk yang sah terbukti lebih sulit ditemukan dan dikejar.
Semua kasus pembunuhan dengan tersangka yang luar biasa cerdas memiliki satu kesamaan -- penyelidik berpengalaman. Tidak peduli seberapa rumit atau tampak jelas suatu kasus, penyelidik yang baik akan selalu melakukan penyelidikan dengan cara yang sama. Dan seperti yang ditunjukkan, metode yang dicoba dan diuji ini adalah cara terbaik untuk menangkap seorang pembunuh.
Catatan terperinci tentang penyelidikan pembunuhan lebih dari sekadar bantuan memori. Ia adalah tempat di mana penyelidik mencatat setiap langkah penyelidikan, termasuk pernyataan saksi, laporan forensik dan foto TKP.
Timeline adalah bagian penting dari setiap investigasi pembunuhan -- membuka sekaligus menutup jalan investigasi dan membuktikan atau mematahkan alibi tersangka.
Mempelajari segala sesuatu yang perlu diketahui tentang hari-hari dan minggu-minggu terakhir korban memungkinkan penyelidik untuk mengenal korban, kebiasaan, teman, dan hobi mereka dan dapat menjadi pembeda antara kasus yang diselesaikan dan kasus yang sedang ditangani.
Berpikiran terbuka tentang penyebab dan kemungkinan pelaku kejahatan sangat penting untuk keberhasilan penyidik. Jika kasus pembunuhan dengan tersangka yang luar biasa cerdas ini mengajari kita sesuatu, pembunuhan jarang terjadi secara langsung, dan mengikuti setiap petunjuk. Entah itu pernyataan saksi, penyelidik tidak pernah tahu ke mana petunjuk akan membawa mereka.
Segala sesuatu di TKP mulai dari tubuh korban hingga posisi perabotan dapat dianggap sebagai barang bukti. Pemrosesan tempat kejadian secara sistematis dapat secara dramatis meningkatkan peluang untuk memecahkan kejahatan -- tidak hanya pengumpulan bukti forensik dan sidik jari, tetapi menentukan apa yang termasuk atau tidak di tempat kejadian bisa sama bergunanya dengan DNA atau alat yang digunakan pembunuh.
Komitmen "potong kepala dan ekornya untuk ikan yang busuk" harus menjadi pedoman untuk polisi yang paham presisi: prediktif, responsibilitas dan transparansi berkeadilan. Oleh karena, tidak ada kejahatan yang sempurna karena setiap kasus kejahatan selalu meninggalkan jejak.