Kami hanya mengharapkan lingkungan yang kami bebas minum tuak, pulang tidur setelah mabuk, agar paginya merasa hebat untuk kembali berkebun, tanpa dicap kriminal oleh kalian yang merasa berpendidikan
Setidaknya kalimat ini yang kutangkap dari sorot tajam mata seorang kawan lama tempo hari. Sekitar tiga puluh menit sebelum adzan Maghrib, di simpang tiga jalan tani. Terlihat kawan yang entah sedang apa, diatas motornya tampak sebuah karung yang ku kira berisi dua buah jergen 5 liter berisi tuak.
Sebelumnya sedikitpun, tidak ada yang kurasa kurang ajar dari batok kepala sampai telapak kaki ini, setelah seharian berkebun dan pulang setelah peringatan sebentar lagi hari gelap dari burung-burung gagak yang tergesa-gesa kembali ke sarangnya.
Aku pulang, dan tidak kalah semangat dari saat berangkat hehe, mengendarai motor sambil bernyanyi The Spirit Carries On -- Dream Theater dalam hati. Â
Fantasi ku belum lagi sampai pada aku yang menggantikan James Labrie, dalam sebuah konser tunggal, disaksikan oleh jutaan penonton yang begitu semangat melambai-lambai rapi, dengan blits ponsel menyala di tangan.Â
Beberapa dari mereka sibuk mengusap air mata karena tak cukup kuat menahan haru, saat aku yang penuh penghayatan bernyanyi keras pada bait ;
Victoria's real
I finally feel
At peace with the girl in my dreams
And now that I'm here