Mohon tunggu...
kibagus hadikusumo
kibagus hadikusumo Mohon Tunggu... -

lelaki yang tak tergoda dengan perniagaan dan jual beli dari mengingat Allah. Amin

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Apakah Politisi Kita Penganut Nadhirisme?

9 Agustus 2012   17:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:01 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikisahkan bahwa di kota Madinah, Kanjeng Nabi SAW dan kaum muslimin hidup bersama dengan tiga kabilah Yahudi.  Mereka telah terikat dan menandatangani Pakta tentang perjanjian Co-Existensi yang disebut dengan Piagam Madinah. Mereka bersepakat untuk mengakui kepemimpinan Nabi di Madinah, menghormati keyakinan agama masing-masing, dan bersatu-padu untuk mempertahankan diri dari gangguan musuh yang datang dari luar serta wajib untuk saling menanggung biaya atas denda darah (diyat) jika hal itu terjadi.

Tiga kabilah Yahudi ini adalah:  Bani Qainuqa, Bani Nadhir dan Bani Quraizah. Ajaibnya, dari ketiga kabliah ahlul kitab ini, semuanya melanggar perjanjian. Kabilah yang pertama kali melanggar perjanjian damai adalah bani Qainuqa dipicu oleh soal pelecehan terhadap wanita muslimah. Bani Nadhir yang menolak membayar diyat dan berusaha membunuh Kanjeng Nabi. Akhirnya, bani Quraizah yang dulunya loyal juga berkhianat di perang Ahzab (Sekutu). Bani Qainuqa dan Nadhir diusir oleh Kanjeng Nabi dari kota Madinah, sedangkan bani Quraizah dieksekusi secara militer menurut hukum Taurat.

Yang paling ajaib adalah Bani Nadhir. Setelah terusir dari Madinah, ternyata mereka tidak tinggal diam. Dengan penuh kesungguhan hati, mereka berkeliling jazirah Arab untuk mencari dukungan dan pengaruh. Mereka adalah politisi tangguh. Tujuan mereka hanya satu: menyerang Madinah. Akhirnya, datanglah mereka ke kota Mekkah untuk bertemu dengan petinggi-petinggi musyrikin di sana. Bani Nadhir berkeyakinan bahwa jantung jazirah Arab adalah di Mekkah, jika Mekkah mendukung maka seluruh jazirah Arabia akan menanggapinya dengan positif.

Kaum musyrikin Quraisy terheran-heran dengan semangat bani Nadhir untuk menggempur Islam ini. Padahal, bagaimana pun juga, antara kaum muslimin dan Yahudi ada kemiripan tentang keyakinan monotheisme, penolakan terhadap kepercayaan kaum paganis (penyembah berhala), dan juga kaum Yahudi juga memiliki kitab suci tersendiri yang mereka yakini kebenarannya. Untuk menghapuskan keraguan itu, kaum musyrikin Qurasiy ingin menguji terlebih dahulu kesungguhan bani Nadhir untuk memerangi kaum muslimin.

Petinggi Quraisy bertanya, "Kalian adalah ahli kitab, tentu sudah mengetahui bagaimana permusuhan antara kami dan Muhammad. Sekarang kami ingin bertanya, antara agama kami dan agama Muhammad, manakah yang lebih benar?"

Tanpa pikir panjang bani Nadhir ini berujar, "Agama kalianlah yang lebih benar, dan kalianlah yang mendapatkan petunjuk."

Atas kejadian ini, Allah SWT mengutus Malaikat Jibril untuk menyampaikan ayat kepada Kanjeng Nabi SAW. Allah mengutuk perbuatan kaum Nadhir ini, firman-Nya:

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir (musyrikin Makkah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.

Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barangsiapa yang dikutuki Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya.

(An Nisa [4]: 51-52)


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun