Depok – Pada tahun 1936, Jacquez Dozy, menemukan gunung emas di Papua. Selang 69 tahun dari penemuan, gunung emas tersebut masih terus dieksplorasi. Bahkan diperkirakan potensi emas didalamnya belum akan habis hingga 20-30 tahun ke depan. Hal tersebut diungkapkan oleh Edo Kondologit saat ditemui pada acara bertajuk Suara dari Timur di Pusat Studi Jepang UI, Kamis (29/10).
Tidak hanya potensi sumber daya mineral yang ditemukan di Indonesia Timur, Edo juga mengatakan Indonesia Timur kaya akan potensi bidang pariwisata. Teluk Cendrawasih misalnya. Di Teluk ini, kata penyanyi yang saat ini aktif di dunia politik, teluk tersebut dihuni oleh seratusan lebih hiu paus yang jinak. Uniknya, seluruh hiu paus ini tidak pernah pergi jauh dari Teluk Cendrawasih karena ekosistem teluk yang baik.
Hanya saja, potensi dan aspek pengembangan yang dimiliki oleh Indonesia Timur belum optimal didengar oleh daerah Indonesia lain. Media masih belum maksimal dalam mempublikasikan kontribusi dan potensi Indonesia Timur.
Edo mengatakan, “Pemerintah pusat sebenarnya sudah berkontribusi dalam mengembangkan Indonesia Timur. Setidaknya, sudah 38 triliun dana yang dikeluarkan pemerintah untuk otonomi khusus Papua”
Penyanyi jazz pemenang Voice of Asia International Song Festival ini berharap di masa depan setidaknya Indonesia Timur mampu membenahi diri. Pemerintah daerah perlu melakukan pembenahan terutama dalam aspek mental dan penegakan hukum.
Ditemui dalam acara yang sama, Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Internasional, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dra. Luly Altruiswaty, M.Sc. menjelaskan mengenai kontribusi perempuan Indonesia Timur.
Di kawasan tersebut, perempuan mulai terlibat dalam pemerintahan dan berkontribusi dalam pengambilan keputusan. Data yang ada menunjukkan bahwa perempuan menempati kursi parlemen di Papua mencapai 10,58% dari 57 kursi.
“Kita semua perlu menggali bersama aspek-aspek yang dapat edidikembangkan dari Indonesia Timur termasuk perempuan Indonesia Timur” tutur Luly
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H