Mohon tunggu...
Ki Ali
Ki Ali Mohon Tunggu... wiraswasta -

percayalah, jangan terlalu percaya. apalagi kepada saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

catur: mengaku kalah itu penting!

17 November 2010   01:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:33 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

mengalami kekalahan tentulah bukan sesuatu yang pantas untuk dirayakan. kekalahan hadir ketika kesiapan dan persiapan yang diandaikan untuk menghadapi sesuatu ternyata tidak memadai atau malah, dan ini seringkali menjadi alasan, terlupakan sebagai akibat lanjutan dari ketidakhati-hatian dalam menentukan pilihan. pun dalam hal catur.

catur sebagai sebuah permainan memberi kemungkinan hasil menang, kalah, remis (masing-masing dengan nilai 1, 0, dan 1/2, dimana nilai 1/2 bisa dimungkinkan sebagai hasil sebuah kesepakatan berbagi angka, remis murni, ataupun keadaan pat). tulisan ini ingin menempatkan kalah dan kekalahan sebagai sesuatu yang layak untuk diperhatikan.

pada permainan catur yang dimainkan oleh penikmat-penikmat alami (tidak mempunyai pemahaman atas teori permainan catur, baik pembukaan maupun pertahanan, termasuk teknik dasar dan strategi atau siasatnya) permainan seringkali diawali dengan langkah-langkah yang itu-itu saja, tidak ada variasi dari satu permainan ke permainan berikutnya. memegang buah putih ataupun hitam, seolah sudah hapal dengan langkah-langkah awal dan pertarungan justru terjadi ketika komposisi buah catur sudah seperti yang diinginkan. kemudian saling memukul dan menukar buah. kemungkinan yang dihasilkan adalah perbedaan dan keunggulan: posisi, kuantitas dan kualitas buah catur. jika ini sudah terjadi maka permainan catur akan melambat seiring dengan tingkat kehati-hatian berbarengan dengan keinginan untuk mencoba bersiasat. kemampuan membaca papan catur dan imajinasi permainan menjadi hal yang menentukan.

pada permainan yang sederhana seperti yang seringkali dimainkan oleh pecatur-pecatur alami, seringkali yang terjadi adalah benar-benar saling menukar buah catur dan pada akhirnya melulu menghasilkan sebuah partai siapa cepat dia dapat. kemenangan menjadi satu-satunya tujuan. kekalahan tidak mendapatkan apresiasi yang pantas dan memang seringkali tidaklah cukup alasan untuk mengapresiasi kekalahan semacam itu.

tetapi pemain alami pun selalu berkembang sebagai akibat dan sekaligus hasil bermain catur yang rutin: bahkan dengan lawan yang itu-itu juga. setelah mengulang-ulang langkah-langkah yang sama, menikmati kemenangan dan kekalahan secara bergantian, maka tanpa disadari sebenarnya pemain seperti ini telah menemukan untuk dirinya sendiri sebuah kesempatan untuk terus berkembang dengan cara mencermati setiap langkah yang sama dan itu-itu juga tersebut, mengapa langkah itu dan bukan langkah yang lain. seharusnya ia menemukan sedikit keberanian untuk mencoba berbelok dan memilih langkah yang lain sehingga meskipun kemudian hasilnya adalah kesalahan dan berujung kekalahan, toh ia mendapatkannya sebagai sebuah akibat dari pilihannya yang disadari. kesalahan dan kekalahan ini haruslah dialami oleh seorang pemain catur alami, karena jika tidak maka ia hanya akan menghabiskan waktu dari siang sampai sore, atau malam sampai menjelang subuh, untuk selalu bermain catur dan pada akhirnya itu tak lebih hanya merupakan perayaan menikmati kebodohan sendiri secara beramai-ramai dengan orang lain.

pemain alami yang telah sedikit mengalami kemajuan dengan berani mencoba langkah-langkah baru dan segala resiko yang dihasilkannya, seringkali masih terjebak pada semangat untuk menang dan tidak lebih dari itu. ini tentu saja menghambat kemajuan yang dimungkinkan. pemain alami yang sudah relatif berumur tentu saja mendapatkan kemakluman yang sepantasnya. tetapi untuk pemain alami yang masih mungkin berkembang, anak seusia sekolah atau mahasiswa, maka hal semacam ini pastilah tidak sejalan dengan kegemaran mereka bermain catur. jika ini diabaikan maka sama artinya mereka tidak melakukan apa-apa dan pada akhirnya juga tidak akan mendapatkan apa-apa sebagai hasil yang mungkin dapat diraihnya.

semangat untuk menang seringkali menutupi kesadaran akan peluang dan penghargaan terhadap lawan main. pada sebuah permainan dimana putih atau hitam memiliki keunggulan posisi, atau keunggulan kualitas buah catur secara meyakinkan, atau keunggulan kuantitas buah catur, maka seorang pemain haruslah bersikap dewasa dan mampu membaca kemungkinan yang realistis pada permainan selanjutnya. mengharapkan hasil remis memang wajar dan patut untuk diperjuangkan, tetapi harus lebih dulu melihat siapa yang mempunyai keunggulan-keunggulan tersebut. jika tetap nekad untuk memaksakan diri dan meneruskan permainan maka yang terjadi adalah kesia-siaan dan secara tidak langsung juga tidak menghargai kemampuan lawan main. bermain catur dengan modal "siapa tahu lawan melakukan blunder" hanyalah dilakukan oleh pemain catur yang tidak punya kemungkinan untuk berkembang. disinilah perlunya kesadaran untuk memahami betapa pentingnya mengaku kalah dan menerima sepenuhnya.

dengan mengaku kalah diandaikan seorang pemain tahu dimana letak kesalahan yang dibuatnya sehingga ia sadar bahwa kemungkinan menang baginya telah tertutup. kesadaran semacam ini akan membekalinya untuk semakin hati-hati pada permainan-permainan berikutnya: baik dengan lawan yang sama ataupun dengan lawan baru. semakin sering mengalami kekalahan secadar sadar, semakin besar peluangnya untuk memenangkan permainan berikutnya. meskipun kekalahan memang bukan sesuatu yang pantas untuk dirayakan, tetapi mengalaminya tetaplah harus diapresiasi dengan sedikit kegembiraan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun