Mohon tunggu...
Ki Ali
Ki Ali Mohon Tunggu... wiraswasta -

percayalah, jangan terlalu percaya. apalagi kepada saya.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Catur: Kalah Tidak Masalah, Menang Tertawa Bersama

29 September 2011   16:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:30 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Permainan catur mengenal menang, kalah dan remis. Menang dan kalah lebih sering terjadi, sedangkan remis terjadi hanya jika pihak-pihak yang bermain mengakui kekuatan posisi buah lawan dan karenanya tidak ada yang berani mengambil resiko.

Bagi sebagian penggemar catur hasil remis sering dihindari dengan alasan sederhana: kalah tidak masalah! Pecatur yang demikian biasanya adalah pecatur pemberani, meskipun kadar keberaniannya pastilah tidak cukup meyakinkan jika dibandingkan dengan kepatutan prinsip dasar bermain catur. Yakin akan rencananya sendiri, meskipun pada saat yang bersamaan juga mengakui kemungkinan gerak langkah lawan. Untuk hal semacam itulah tulisan ini dibuat.

Sesaat setelah menata buah catur, seorang pemain akan langsung memutuskan: akan bermain seperti apa. Pemegang buah putih --seringkali dianggap bahwa putih lebih berpeluang menyerang, mengendalikan permainan dan karenanya menang-- yang memang jalan lebih dulu sudah menetapkan bahwa dia akan melangkahkan buah-buah caturnya ke sini, ke sini, ke sini dan seterusnya. Sedangkan pemegang buah hitam --yang sejak awal ketinggalan langkah-- harus menjawab pembukaan putih juga dengan sebuah rencana yang diyakini sebagai terbaik.

Putih melangkah, hitam menjawab, putih membalas jawaban hitam, dan hitam menjawab balasan putih. Proses saling berbalas inilah yang memunculkan kemungkinan terjadinya kesalahan langkah, entah itu dari putih ataupun hitam. Meskipun permainan catur menghendaki kecermatan dan konsentrasi, tapi pada prakteknya kelengahan dan keteledoran adalah juga hasil dari terlalu berkonsentrasi pada salah satu buah catur atau posisi saja, melewatkan ingat pada kedudukan buah catur lainnya. Kekalahan dalam permainan catur seringkali dikaitkan dengan alasan paling sederhana: aduh, lupa!

Pada permainan yang melibatkan pecatur harian --maksud saya adalah mereka yang setiap harinya bermain catur sebagai hiburan, jadi memang bukan atlet catur apalagi pemain sekelas master-- permainan catur selalu saja dinikmati dengan gelak tawa bagi yang posisinya unggul dan keluhan-keluhan jengkel oleh pihak yang kalah posisi, apalagi kalah buah. Dan karena bermain bergantian pegang buah hitam dan putih, maka saling balas menertawakan adalah hal yang lumrah dan tak ada yang sakit hati apalagi marah hanya karena kalah. Toh, masih ada permainan berikutnya, nanti gantian yang kalah digoda habis.

Pada pemain catur harian macam inilah permainan catur nyaris merupakan hiburan semata, tidak lagi melibatkan pemikiran yang ruwet, apalagi mengenal teori pembukaan/pertahanan segala macam. Langkah-langkah yang sederhana, mudah terbaca (dan memang terbiasa karena dialami setiap hari) menjadikan permainan catur diliputi suasana gembira karena tidak diperlakukan sebagai permainan yang benar-benar membutuhkan kacerdasan.

Tentu saja pecatur-pecatur yang demikian sangatlah sulit untuk meningkatkan kemampuannya. Keterbiasaan menghadapi lawan yang itu-itu saja, dari hari ke hari, pastilah tidak akan menghadirkan hal yang baru dari segi permainan. Tanpa ada rangsangan hal yang baru, maka pemain catur yang tidak terlalu cerdas hanya akan menemukan kegembiraan yang sangat sederhana dalam bermain catur: Kalah Tidak Masalah, Menang Tertawa Bersama.

Dan setiap hari saya asik bermain bersama mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun