Mohon tunggu...
Ananda Cendekia Pangestu
Ananda Cendekia Pangestu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perokok pasif yang aktif.

Selanjutnya

Tutup

Music

Sejarah Kelompok Penerbang Roket: Awal Terbentuknya Band Rock yang Menggebrak Indonesia

11 November 2024   23:51 Diperbarui: 12 November 2024   00:03 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal Terbentuknya Kelompok Penerbang Roket

Kelompok Penerbang Roket (KPR), band rock asal Jakarta, dikenal dengan musik cadas mereka yang dipengaruhi oleh berbagai musisi rock klasik. Salah satu inspirasi utama KPR adalah Duo Kribo , kolaborasi legendaris antara dua ikon rock Indonesia, Ahmad Albar dan Ucok Harahap, yang mendominasi skena musik rock pada era 1970-an. Inspirasi ini tercermin dalam gaya bermusik KPR yang membawa kembali nuansa rock keras dengan pendekatan modern, sekaligus menghidupkan kembali semangat kebebasan dan energi khas rock Indonesia.

Duo Kribo adalah simbol kebangkitan rock Indonesia pada masanya, dengan lagu-lagu yang keras, lirik-lirik penuh protes sosial, serta karisma kuat di panggung. Gaya rock mereka yang lugas dan tanpa kompromi menjadi blueprint bagi generasi band rock berikutnya, termasuk KPR. Bagi KPR, Duo Kribo bukan hanya soal musik, tetapi juga tentang sikap dan mentalitas dalam bermusik. Pengaruh tersebut terasa dalam album-album KPR, terutama dalam lirik yang sederhana namun tajam, dan suara gitar serta drum yang eksplosif.

Sama seperti Duo Kribo, KPR juga menggabungkan unsur-unsur sosial dalam lirik mereka, sering kali menyuarakan keresahan anak muda terhadap kehidupan modern. Lagu-lagu seperti "Mati Muda" dan "Anjing Jalanan" membawa pesan-pesan tentang perlawanan terhadap tekanan hidup dan kebebasan berekspresi, selaras dengan semangat yang dulu dibawa Duo Kribo.

Selain itu, KPR juga mengambil inspirasi dari format power trio , meskipun Duo Kribo beranggotakan dua orang vokalis utama, semangat minimalis dengan sound maksimal tetap menjadi inti dari kedua grup ini. Dalam penampilan panggung, KPR sering kali menampilkan energi yang intens, mengingatkan penggemar rock akan aksi panggung eksplosif yang dulu dipopulerkan oleh Ahmad Albar dan Ucok Harahap.

Dengan menghidupkan kembali semangat Duo Kribo, KPR tidak hanya merayakan warisan musik rock Indonesia, tetapi juga membawanya ke generasi baru dengan sentuhan yang lebih segar.

Awal terbentuknya KPR tidak terlepas dari kesamaan minat dan kecintaan para anggotanya terhadap musik rock klasik, seperti Led Zeppelin dan Deep Purple.

KPR awalnya terdiri dari tiga anggota utama: John Paul Patton (bass dan vokal), Rey Marshall (gitar), dan I Gusti Vikranta (drum). Ketiga anggota ini sudah saling mengenal sejak masa kuliah dan sering bermain musik bersama dalam berbagai proyek sebelum akhirnya memutuskan untuk membentuk band. Nama "Kelompok Penerbang Roket" sendiri terinspirasi dari sebuah buku fisika yang membahas tentang roket dan penerbangan, yang mereka rasa cocok untuk menggambarkan kekuatan musik mereka yang penuh energi.

Debut album KPR yang bertajuk "Teriakan Bocah" dirilis pada tahun 2014. Album ini berhasil menarik perhatian publik dengan lagu-lagu seperti "Mati Muda" dan "Beringin Tua". Dengan riff gitar yang bertenaga, beat drum yang menghentak, dan lirik-lirik yang lugas, KPR cepat mendapatkan tempat di hati penggemar musik rock tanah air. Band ini juga dikenal karena penampilan panggungnya yang penuh semangat, sering kali mengingatkan penonton pada era kejayaan musik rock klasik.

Perjalanan KPR semakin menarik ketika mereka tidak hanya memainkan musik rock, tetapi juga mengekspresikan pandangan mereka terhadap kehidupan melalui lirik-lirik yang sering kali menyentuh isu-isu sosial. Meski perjalanan mereka di industri musik cukup menantang, KPR berhasil mempertahankan ciri khasnya dan terus berkarya hingga saat ini. Mereka telah merilis beberapa album dan tetap menjadi salah satu band rock modern Indonesia yang berpengaruh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun