"Yu Nah..... Jadi ikut melayat Mbok Jah?" ajak Bik Rupi'ah pada Bik Sujinah.
"Ya ikut ta... Sabar ta, sebentar aku mau ganti baju dulu," jawab Bik Sujinah sambil bergegas ganti pakaian karena baru saja pulang dari sawah sekedar memetik kacang panjang untuk sayur oseng-oseng.
"Ku tunggu di depan rumahku ya?"
Lima belas menit kemudian Bik Sujinah pun datang dan tampak lebih rapi dari biasanya. Spontan para emak-emak yang sudah lama kepanasan menunggu di bak pikep terbuka langsung berkomentar macam-macam.
"Owalah yu... yu.... Mau melayat saja kok bengesan (pakai lipstick) dulu. Siapa sih yang diuber?"
"Kang Kabul," seru Mbak Sri.
"Jangan! Sudah tua," seru Yu Sriamah langsung disambut gelak tawa emak-emak yang lain.
Bik Sujinah, janda setengah tua itu hanya tersenyum saja tanpa merasa sakit hati.
"Kalau begitu siapa yang cocok?" kembali Mbak Sri memancing.
"Cak Kartono saja biar dijadikan isteri ketiga," jawab Yu Ngatinem merajuk pada seorang blantik sapi yang merupakan playboy desa. Â
"Wegah ah! Tiwas dadi mala! ( Ogah ah! Membuat petaka! )" jawab Bik Sujinah sambil naik bak pikep lewat ban belakang. Lalu tanpa malu-malu sebelum duduk ia minta difoto dulu.